PALESTINA, KINI APA KABAR DISANA?

 


Oleh Nazwa Sarfinah 

(Santriwati Ma'had Al-Izzah Deli Serdang)


Sorotan dunia sampai sekarang ini masih tertuju pada palestina. Serangan entitas yahudi Israel terhadap penduduk Gaza, Palestina tidak kunjung berhenti. Kini penduduk gaza dihadapkan pula pada bencana yang lain. Yaitu krisis air, kelaparan, dehidrasi, dan malnutrisi. Sekitar 2,3 juta keluarga gaza saat ini menghadapi tingkat kerawanan pangan. Gambar-gambar yang dibagikan di media social menunjukan orang orang khususnya pada bagian utara gaza memakan rumput, rumput liar, dan pakan ternak. Bahkan mereka harus menyaring beras diantara tumpukan pasir jika ingin mendapatkan beras. 


Resiko kelaparan meningkat setiap harinya di gaza. Karena berlanjutnya permusuhan dan blokade terhadap Gaza, Palestina. Hampir semua rumah tangga di Gaza, Palestina melewatkan makan setiap hari.


Action against hunger mengatakan bahwa, beberapa keluarga melewatkan siang dan malam tanpa makan. Bahkan anak-anak di sana mengatakan bahwa, mereka sangat bersyukur atas datangnya bulan Ramadhan. Karena rasa lapar dan haus yang mereka rasakan disaat bulan Ramadhan tidak akan berujung sia-sia hanya sebatas menahan lapar, melainkan akan mendapatkan ganjaran yang tak ternilai dari Allah swt. 


Sejak oktober 2023 hingga kini, sudah tiga puluh ribu kurang lebih umat islam yang syahid fi sabilillah. Juga terdapat sekitar 2 juta umat islam di Rafah –wilayah Gaza selatan-, yang luasnya lebih kurang sama dengan kota Banda Aceh, yang sedang mengalami penderitaan. Berdesak desakan di tempat yang tak layak huni untuk manusia, kekurangan air, makanan dan tanpa listrik. Sebagian besar penduduknya mengalami kekurangan gizi. Banyak yang meninggal karena harus memakan pakan ternak yang tak layak untuk manusia.


Kantor media Hizb Tahrir Palestina menyatakan rakyat Gaza tidak hanya di bunuh oleh zionis yahudi, dengan menggunakan kata kiasan “tidak dibunuh dengan satu pedang” karena, jelasnya banyak penjahat yang terlibat melawan mereka. Sebagaimana mereka dibunuh oleh tangan entitas yahudi dan pendukungnya, mereka juga di bunuh oleh tangan penguasa boneka. Bahkan, para penguasa boneka ini adalah penjahat yang paling hina dan licik. Merekalah yang telah melakukan kejahatan pengepungan dzolim yang bersikap diam saja sebagai pengecut. Apalagi mereka memberikan pelampung keselamatan bagi entitas yahudi. Serta jalur pasokan perdagangan dan makanan, sehingga mereka menjadi penolongnya, kecam kantor media tersebut. (al-waie)


Terkait pembantaian yang dilakukan oleh zionis yahudi kepada lebih dari seratus muslim Gaza ketika sedang berkerumun menunggu bantuan makanan. Kantor media Hizb Tahrir Palestina mengatakan bahwa zionis yahudi tidak henti hentinnya menambah jenis kejahatan baru setiap hari. Tidak hanya itu, pelecehan seksual terhadap muslimah palestina pun terjadi. Dokter Alyakhan, seorang dokter asal kanada yang menjadi relawan di Gaza, telah melaporkan kasus kasus wanita yang mengalami kehinaaan seksual dan pemerkosaan oleh pasukan penduduk entitas yahudi. Kekejaman serta kejahatan perang yang mereka lakukan terhadap penduduk palestina, terutama perempuan dan anak anak. Tetapi respon komunitas global terhadap konflik yang terjadi di Palestina di  tandai oleh standar ganda dan kebisuan, berbeda dengan protes atas terjadinya ketidak adilan di tempat tempat lain.


Di sisi lain, penguasa arab dan negeri muslim lainnya, kembali menunjukkan sikap lemah dan penghianatan mereka terhadap umat alih-alih memobilisasi tentara untuk mendukung rakyat Gaza, sebagian dari mereka mengutuk serangan mujahidin dan melanjutkan hubungan mereka dengan entitas Yahudi seolah tidak ada yang terjadi. 


Para penguasa licik dan penghianat ini tidak membatalkan perjanjian entitas Yahudi, dengan artian mereka tidak melakukan perang seminimal mungkin. Mereka memilih diam padahal memiliki kemampuan militer yang cukup kuat. Para penguasa negeri muslim di seluruh dunia tidak ada yang berani mengirim bantuan militer ke Palestina. Terkait hal tersebut, bisa dikatakan bahwa kondisi umat Islam saat ini sudah dalam posisi yang serendah rendahnya. Mereka terbelenggu dengan sistem nation state, yang menjadikan urusan Palestina dianggap sebagai urusan Negara lain. Urusan dalam negeri mereka dianggap lebih utama dan lebih penting. Terbelenggu dengan hilangnya ukhuwah Islamiyah ikatan agama, akidah spiritual mereka anggap sebagai ikatan yang kuno.


Dengan adanya semua fakta yang terjadi saat ini, khususnya terkait Palestina, umat Islam harus terus melakukan pembelaan terhadap Palestina dalam hal apapun itu, karena palestina merupakan tanah yang diberkahi, Palestina merupakan tempat keberadaan Masjidil Aqsa, tempat suci bagi umat Islam, tempat Isra’ mi’rajnya Rasulullah SAW.  Juga karena umat Islam disana adalah saudara seiman, maka kita harus terus melakukan pembelaan terhadap mereka yang sekarang ini sedang dijajah oleh entitas zionis yahudi Israel laknatullah. Kita harus membebaskan mereka dari penjajahan, kedzoliman bahkan pembantaian genosida dari zionis yahudi laknatullah. 


Penjajahan yang telah dilakukan oleh entitas zionis yahudi itu adalah buah dari perubahan konstelasi Internasional. Ketika umat Islam melemah, umat islam kehilangan institusi penjajah yang menjadi perisainya umat islam telah kehilangan Khilafah Islam pasca runtuhnya pada 3 Maret 1924. Maka mudah bagi zionis yahudi untuk leluasa merampas tanah Palestina dengan mendapatkan dukungan dari Inggris lalu dilanjutkan oleh Amerika Serikat. 


Maka, untuk menghentikan penjajahan zionis yahudi Israel ini harus juga dikaitkan dengan perubahan konstelasi internasional. Umat Islam harus memiliki Negara yang memiliki kekuatan adidaya sehingga bisa melakukan pembelaan dan bisa menjadi perisai bagi umatnya. Sebagaimana yang sangat dibutuhkan pada persoalan Palestina saat ini. Maka dari itu umat islam harus menjadi satu, bersama sama berjuang untuk membebaskan setiap kedzoliman yang dirasakan oleh saudara saudara kita khususnya Palestina. Umat Islam harus dipahamkan agar kemudian muncul semangat mengembalikan kehidupan Islam dalam naungan khilafah. 

Wallahu a’lam bishowab