Mendorong Pergerakan Ekonomi dengan Pelaksanaan Syariat Islam



Oleh Rismayana (Aktivis Muslimah)


Bulan Ramadan adalah bulan penuh kebaikan keberkahan. Keberkahan dan kebaikan itu tidak hanya dirasa oleh umat Islam khususnya, tetapi juga dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Tingginya perputaran ekonomi di saat Ramadan maupun di saat lebaran mampu membawa kebaikan di saat perekonomian dunia sedang lesu. Dampak dari kebaikan di bulan Ramadan dan lebaran adalah meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi di bidang perhubungan (transportasi) dan pariwisata.


Hal ini berdasarkan hasil survei yang dilakukan Kementerian perhubungan. Di mana libur atau cuti bersama yang sudah ditetapkan pemerintah menjadi sarana mudik bagi masyarakat yang akan berlebaran di kampung halaman masing-masing. Tentunya para pemudik akan melakukan perjalanan mudiknya ada yang menggunakan transportasi, baik itu melalui darat (bus, kereta api) udara ,(pesawat terbang) dan juga melalui jalur laut (pelayaran).


Dari perjalanan mudik ini menurut survei kementerian perhubungan bisa mendapatkan 52 persen kenaikan laju pertumbuhan ekonomi dan ditambah lagi laju pertumbuhan ekonomi bisa didapat dari bidang pariwisata pada saat momen libur lebaran tepatnya pada kuartal 1 dan 11 tahun 2024, hal ini bisa mendongkrak perekonomian mencapai 276,1 triliun ujar Deputi bidang kebijakan strategis Kemenparekrat/ Baparekraf Dessy Ruhati (antaranews.com, 14/04/2024).


Bulan suci Ramadan dan lebaran diera sistem kapitalisme merupakan momen yang sangat menguntungkan bagi pelaku ekonomi, baik itu negara maupun individu. Karena di saat Ramadan dan lebaran kebutuhan masyarakat melonjak  drastis. Jadi, secara materi bulan Ramadan dan lebaran merupakan momen yang penuh kebaikan bagi pelaku ekonomi.


Berbeda dengan Islam bulan Ramadan dan lebaran merupakan momen di mana setiap individu lebih didorong untuk introspeksi diri dan menjalankan ketakwaan kepada Allah Swt. secara total dan di saat lebaran dalam syariat Islam setiap umatnya didorong untuk selalu berbagi dan membahagiakan saudara sesama muslim, atau saudara dekat yang tidak mampu. Inilah indahnya Islam, bulan Ramadan maupun lebaran membawa keberkahan dan kebaikan pada sesama dan juga membawa kebaikan pada perekonomian negara.


Apa lagi hal ini dibarengi dengan negara menerapkan semua hukum Islam secara menyeluruh. Maka perekonomian akan lebih cepat lagi perputarannya. Karena Islam dalam mendorong pergerakan ekonomi tidak mencari-cari momen tertentu. Karena tumbuh kembangnya perekonomian merupakan tanggung jawab negara dalam menjamin kesejahteraan rakyat. Tidak ada istilah dalam Islam negara berdagang dengan rakyatnya, yang ada negara menjamin kesejahteraan untuk seluruh rakyatnya, baik itu kafir dzimmi (kafir yang berlindung di bawah naungan daulah Islam).


Inilah indahnya Islam, ketika syariat Islam (hukum Islam) diterapkan secara menyeluruh maka pergerakan ekonomi akan lebih cepat berputarnya dan kebaikannya tidak hanya dirasa oleh umat Islam semata, tetapi juga untuk seluruh alam. “Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiya ayat 107).


Wallahualam bissawab.