Bus Listrik Medan Mogok
Oleh Rismayana (Aktivis Muslimah)
Baru-baru ini Pemko Medan meluncurkan 4 alat transportasi umum (bus) yang berbahan listrik. Namun, baru dua launcing ada salah satu bus yang mogok. Apa penyebab bus listrik tersebut mogok?
Bus listrik yang baru dilauncing oleh Pemko Medan ini terlihat mogok di sekitar Jalan Jamin Ginting di area kawasan rumah sakit Siti Hajar. Pada saat mogok bus ini sedang membawa banyak penumpang. Menurut keterangan petugas parkir di area Jamin Ginting Imron, akibat dari mogoknya bus listrik tersebut sempat terjadi kemacetan yang cukup panjang dan penumpang yang ada di dalam bus yang mogok dipindahkan ke bus selanjutnya.
Mogoknya bus listrik tersebut menurut keterangan Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan Iswar Lubis, mobil tersebut bukanlah mogok, hanya salah teknis saja. Iswar meminta masyarakat berpikir positif saja, lebih lanjut menjelaskan namanya penggunaannya masih baru, jadi biasa kalau ada kesalahan teknis ujar beliau (tribun medan, 06/01/2024).
Mogoknya bus listrik yang baru dilauncing oleh Pemko Medan ini menjadi tanda tanya besar di benak masyarakat, apakah sebegitu urgennya alat transportasi berupa bus yang berbahan bakar listrik ini di kota Medan?
Karena sebelumnya pemko Medan juga sudah mengoperasikan alat transportasi sejenis yaitu bus trans metro Deli. Karena kalau dilihat dari rute pelayanannya, bus yang sebelumnya yaitu Trans Metro Deli tidak seluruh rute dilalui. Bus ini hanya melayani distrik Belawan, Terminal Pinang Baris, Lapangan Merdeka, Terminal Amplas, dan Tembung. Begitu juga dengan bus listrik yang baru dilauncing oleh Pemko Medan.
Bus yang berbahan bakar listrik, tentu tidak bisa menjangkau semua rute kendaraan. Karena ketersediaan sarana pengisian bahan bakar listrik yang belum memadai. Seharusnya ini bukan program prioritas yang urgen untuk didahulukan. Karena dilihat dari fakta Medan belum siap secara infrastruktur.
Ditambah lagi kota Medan sudah terlalu banyak alat transportasi umum yang berseliweran hampir setiap menit di sepanjang jalan kota Medan. Jadi seharusnya pemerintah kota Medan tidak perlu memaksakan kehendak dengan bereksperimen dengan mengoperasikan bus yang berbahan bakar listrik. Ini jelas akan menambah beban anggaran belanja daerah.
Seharusnya Pemko bisa mengoptimalkan anggaran ini ke masalah-masalah publik yang justru tidak mendapatkan perhatian serius. Seperti perbaikan taman kebun binatang yang ada di Simalingkar, memfokuskan keamanan masyarakat dari tindak kriminalitas yang sampai saat ini semakin merajalela. Belum lagi masalah banjir di kota Medan yang sampai saat ini juga belum terselesaikan.
Seharusnya pemerintah lebih mengutamakan kesejahteraan dan keamanan masyarakatnya ketimbang mendahulukan program yang tidak semua masyarakat dapat menikmati fasilitasnya, tetapi lagi-lagi inilah wajah buruk dari kebijakan sistem kapitalisme, mereka para penguasa lebih mengutamakan polesan wajah Kota Medan agar lebih cantik, ketimbang memperhatikan isi yang sesungguhnya.
Karena kapitalis memandang dengan canggihnya alat transportasi sesungguhnya suatu kota akan terlihat hebat dan maju dimata dunia tanpa mempertimbangkan baik atau buruk akibat dari program tersebut bagi masyarakat. Berbeda dengan kepemimpinan Islam. Dalam sistem Islam kebijakan yang dibuat harus untuk kemaslahatan rakyat. Bukan untuk anggar hebat, seperti meminta pengakuan di depan dunia bahwa negara tersebut memiliki kehebatan dalam memproduksi alat transportasi.
Islam dalam hal ini (Khalifah) tidak akan gegabah dalam mengeluarkan kebijakan. Kebijakan yang dibuat akan diprioritaskan untuk hal-hal yang bermanfaat untuk rakyat. Seperti halnya dalam kasus bus listrik. Khalifah tentu lebih mempertimbangkan bagaimana mengoptimalkan alat transportasi yang sudah ada agar bisa berjalan dengan baik, dan membantu agar angkutan tersebut berjalan sesuai dengan rute pengangkutan.
Sehingga tidak terjadi perebutan dalam mencari sewa penumpang. Tidak seperti dalam sistem sekarang antara supir angkutan sering terjadi keributan dalam memperebutkan sewa penumpang, ditambah lagi dengan adanya kebijakan mengeluarkan angkutan baru yang berbentuk bus yang ini bisa menyerap penumpang bisa lebih banyak.
Hal ini jelas bisa menimbulkan kecemburuan sosial di tengah masyarakat, seakan ada yang dianaktirikan. Hal ini tidak akan terjadi dalam kepemimpinan sistem Islam, Islam dalam melakukan kebijakan akan selalu menyejahterakan rakyatnya. Hal inilah yang menjadi kehebatan kepemimpinan Islam bisa mencapai dua pertiga dunia, karena kepemimpinan Islam (Khalifah) dalam melaksanakan aturan hidup menjalankan syariat Islam secara menyeluruh.
Hal ini sesuai dengan perintah Sang pemilik aturan hidup yaitu Allah Swt. Di dalam Al-Qur’an Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ کَآ فَّةً ۖ وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ ۗ اِنَّهٗ لَـکُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
“Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah [2]: 208).
Wallahualam bissawab.