Stop Bullying Tidak Bisa dilakukan dengan Sistem Saat ini!
Oleh Sindi Laras Wari (Aktivis Muslimah)
Bullying kian merebak terjadi di tengah-tengah masyarakat saat ini. Anehnya lagi kasus tersebut juga terjadi pada Madrasah Aliyah, hal ini menjadi bukti bahwa cara menyelesaikan permasalahan tidak cukup hanya dari sekolah walaupun berlabel Islam. Penyelesaian masalah hanya bisa dilakukan dengan Islam, sebab Islamlah yang mampu menyolusikan segala problem yang ada.
Siswa MAN 1 Medan dengan inisial MH yang berusia 14 tahun, telah dianiaya teman dan seniornya hingga mengalami traumatik serta luka fisik. Akhirnya MH takut untuk keluar dari rumahnya yang berada di Jalan Sisingamangaraja, Kota Medan dan beliau juga enggan untuk pergi bersekolah (detik.com, 26/11/2023).
Madrasah Aliyah Negeri merupakan tempat pendidikan yang setara dengan sekolah menengah atas, hanya saja pada Madrasah Aliyah terdapat porsi yang lebih besar terhadap pendidikan agama Islam. Berbeda dengan sekolah menengah atas negeri pada umumnya tidak membahas pendidikan agama sama besarnya seperti Madrasah Aliyah. Pengelolaan Madrasah Aliyah dilakukan oleh Kementerian Agama.
Madrasah Aliyah lebih banyak membahas pendidikan agama Islam, seperti Fiqih, Akidah, Akhlak, Al-Qur’an, Hadist, Bahasa Arab dan Sejarah Kebudayaan Islam. Seharusnya dengan latar belakang pendidikan yang bagus dapat menghasilkan bibit manusia yang unggul dan enggan berbuat maksiat. Namun, apa bisa dikata karena faktanya di Madrasah Aliyah Negeri pun terdapat tindakan yang tidak baik yakni membuly.
Demikianlah hidup dalam potret kapitalis sekularis, di mana terdapat pemisahan agama di dalam kehidupan manusia sehingga manusia memiliki kebebasan dalam mengekspresikan dirinya tanpa peduli apakah hal tersebut melanggar hukum Allah. Sebab hukum Allah yang sesuai dengan agama hanya boleh digunakan ketika dalam hal beribadah saja.
Adanya problem yang terjadi di Madrasah Aliyah menjadi bukti bahwa permasalahan tidak mampu diatasi hanya dengan institusi pendidikan saja, sebab pendidikan pada hari ini seperti hanya mentransfer ilmu kepada peserta didik. Terkadang terdapat guru yang tidak peduli dan tidak tahu bahwa anak didiknya tidak memahami apa yang telah disampaikannya. Beliau hanya bertanggung jawab dalam hal menyampaikan materi saja, tidak sampai anak didik paham apa yang disampaikan oleh gurunya.
Tidak hanya sampai di situ ternyata hal tersebut bisa terjadi karena kompleksnya permasalahan di negeri ini. Bagaimana guru bisa bersungguh-sungguh dalam mengajar anak didiknya, sedangkan untuk hari esok saja dia bingung mau makan dengan apa. Pasalnya masih banyak guru yang digaji tidak sesuai dengan apa yang telah dikerjakannya.
Terkadang anak didik yang pernah diajarnya sudah mampu menjadi orang yang sukses dan memiliki kendaraan bermotor, akan tetapi sang guru sampai usia tuanya juga mengajar menggunakan sepeda dan sepeda motor tuanya. Bagaimana pendidikan bisa bagus di negeri ini apabila yang mendidik masih pusing dengan urusan makannya. Alhasil permasalahan yang terjadi didunia pendidikan hingga kini terus terjadi karena hidup menggunakan sistem kapitalis sekularis.
Sangat berbanding terbalik dengan sistem pendidikan Islam. Anak didik akan diberikan pemahaman akidah Islam, ketika akidahnya sudah kuat dia akan merasa takut dalam melakukan kemaksiatan. Ketika kemaksiatan tidak terjadi maka kehidupan dunia juga akan terasa aman damai dan tenteram.
Dan sistem pendidikan di dalam Islam tidak hanya sekedar mentransfer ilmu, akan tetapi mereka juga diajak untuk berpikir. Karena dari pemikiran tersebut akan menghasilkan sebuah perilaku, maka dari itu untuk membentuk suatu perilaku yang benar dan kuat para anak didik diajak untuk berpikir yang pastinya tidak keluar dari akidah Islam.
Seorang guru di dalam Islam juga sangat dihargai, karena dari beliau jugalah akan menghasilkan generasi pencetak peradaban. Pada masa kekhalifahan Umar, seorang guru yang mendidik anak-anak digaji sebesar 15 Dinar, 1 Dinar setara dengan 4,25 gram emas. Sungguh negara Islam sangat peduli dan memperhatikan guru dengan memberikan gaji yang layak. Hal ini menjadikan guru fokus dalam mendidik, sebab sang guru juga difasilitasi sarana dan prasarana yang memadai untuk mencetak generasi yang unggul dalam mewujudkan peradaban.
Hanya dengan menerapkan Islam secara kafah dengan praktis yakni melalui sebuah negara Islam, maka semua problematika yang ada saat ini mampu terselesaikan dan kita hidup dengan sejahtera. Seperti yang telah terjadi bahwa Negara Islam mampu berdiri dan menyejahterakan rakyatnya selama 13 aba lamanya, karena Islam rahmat bagi seluruh alam.
Sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَمَاۤ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّـلْعٰلَمِيْنَ
“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya [21]: 107).
Wallahualam bissawab.