Anak Dieksploitasi Buah dari Kapitalisasi

 



Oleh Sindi Laras Wari (Aktivis Muslimah) 


Keadaan masyarakat saat ini sangat kacau diakibatkan dari sistem dalam kehidupan manusia yang sangat menjepit. Sehingga masyarakat melakukan segalanya demi memenuhi kebutuhan hidup mereka tanpa peduli halal dan haram. Kasus ini juga terjadi di Sumut terdapat 15 anak panti dieksploitasi dengan cara mengemis melalui media sosial. 


Ditetapkan sebagai tersangka yakni Pengelola Yayasan Panti Asuhan Karya Putra Tunggal Anak Indonesia, pengelola panti asuhan tersebut terbukti melakukan eksploitasi terhadap anak (tribunmedan.com, 28/09/2023). 


Fenomena yang terjadi di tengah-tengah masyarakat dan terkhusus di panti asuhan yang kita tahu tempat tersebut menjadi tempat tinggal anak yang tidak diasuh oleh orang tua kandungnya. Ternyata terdapat pihak pengelola panti asuhan yang tega memanfaatkan mereka demi mendapatkan cuan. 


Hal ini dimanfaatkan pihak panti untuk memanfaatkan anak-anak yang ada di dalam panti. Karena sebagian orang sangat bersimpati dengan keadaan anak-anak yang tinggal di panti asuhan, sehingga mereka rela mengeluarkan segelintir harta yang mereka punya. Akhirnya rasa simpati warga dimanfaatkan oleh oknum yang tega memanfaatkan rasa simpati orang lain, berbuat demikian tanpa memikirkan halal dan haram yang terpenting apa yang diinginkannya terpenuhi. 


Dikutip dari tribunmedan.com, 28/09/2023, Mantan Kapolsek Medan Baru menjelaskan bahwa terdapat 15 anak-anak panti asuhan dan anak-anak tersebut seluruhnya merupakan warga Nias. 


Sayang sungguh sayang, anak-anak yang seharusnya menikmati masa kecilnya dengan belajar sambil bermain, ternyata dimanfaatkan oleh pihak yang seharusnya menanggungjawabi kebutuhan mereka digunakan sebagai anak yang ikut andil bermain peran demi mendapatkan cuan. 


Cara pengelola mendapatkan cuan ialah menyuruh anak-anak panti mengemis secara online, dengan harapan mendapatkan materi yang mereka inginkan. Materi yang mereka dapatkan dipergunakan kembali untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. 


Pada akhirnya banyak masyarakat yang bertanya-tanya, bagaimana peran negara dalam mengatasi persoalan anak panti yang tidak diurus orang tuanya dan anak-anak yang terlantar. Namun, yang kita lihat negara tidak memiliki andil yang besar terhadap masyarakatnya terutama masyarakat yang terlantar. 


Namun, beginilah bila hidup dalam sistem kapitalis di mana tidak ada jaminan kesejahteraan bagi masyarakat yang dinaunginya. Masyarakat semakin hari makin merasakan impitan kehidupan, sehingga membuat masyarakat menghalalkan segala cara demi menyambung kehidupannya. Cara yang mereka tempuh tanpa peduli apakah halal ataukah haram. 


Juga tidak peduli apakah merugikan orang lain atau tidak, melanggar hukum atau tidak. Mereka hanya berorientasi kepada apa yang akan didapatkan dan berfokus menghalakan segala cara demi mendapatkan keinginannya. Tidak memiliki rasa bersalah dan tanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya. 


Islam Mampu Menjadi Solusi 


Islam memandang bahwa anak adalah anugerah dan titipan yang harus dijaga, karena merupakan aset bangsa yang sangat berharga. Karena itu anak harus tumbuh dan berkembang optimal agar dapat menjadi penerus bangsa yang mumpuni. Pada sektor ekonomi mekanisme pengaturannya dengan menjamin nafkah bagi setiap warga negaranya, dan perempuan dibebaskan sebagai pencari nafkah sehingga perempuan berfungsi penuh sebagai ibu yang dapat mendidik dan membentuk kepribadian anak. 


Dalam sistem ekonomi Islam akan membuka lapangan pekerjaan luas bagi para pencari nafkah sehingga tidak ada masyarakat yang akan berpikir memanfaatkan anaknya sebagai ladang penghasil cuan. Dalam sektor pendidikan, Islam akan menerapkan sistem pendidikan berbasis akidah Islam. Sehingga dapat membentuk kepribadian Islam dalam benak masyarakat dan memiliki keimanan yang kokoh dan selalu terikat dengan syariat Islam. 


Sehingga seluruh masyarakat memiliki kesadaran dan mampu menghindari segala aktivitas kemaksiatan kepada Allah Swt. Sistem informasi dalam Islam juga akan mencegah berbagai tayangan dan pemikiran yang rusak, sehingga umat akan sejahtera hanya dengan menggunakan sistem aturan Islam, dan memang benar Islam rahmatan lil alamin. 


Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: 

وَمَاۤ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّـلْعٰلَمِيْنَ

“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya [21]: 107).


Wallahualam bissawab.