Harga Beras Naik, Rakyat pun Panik

 



Oleh Rismayana (Aktivis Muslimah)


Dakwahsumut.com,- Kenaikan harga bahan pokok terutama beras di kota Medan yang terus-menerus naik dalam beberapa pekan mengakibatkan keresahan dan kepanikan di tengah masyarakat kota Medan. Kenaikan harga beras yang terus menerus dalam beberapa pekan sangat dikeluhkan oleh warga kota Medan. Kenaikan ini sangat drastis, ini bukan naik lagi tetapi ganti harga kata warga. Biasanya warga dalam membeli beras yang kualitas berasnya rendah, dalam pembelian harga eceran per kilonya Rp11.500 naik  Rp1.000 menjadi 12.500. Begitu juga dengan beras premium yang biasa dijual eceran perkilo gramnya Rp13.500 bisa menjadi Rp14.000.


Dengan beredarnya harga beras yang terus mengalami kenaikan yang cukup tinggi di kota Medan, Bobby Nasution selaku Walikota Medan lang sung menyoroti dan memberi instruksi ke seluruh jajarannya. Dalam hal untuk mengatasi adanya kenaikan harga beras yang cukup tinggi beliau menyatakan pihaknya akan menggenjot dan menggencarkan kegiatan pasar murah di seluruh pasar di titik wilayah kota Medan dan Pemko Medan juga akan menyediakan pelayanan keliling pasar murah dengan mobil yang dilakukan pihak PUD di setiap kecamatan dan Pemko juga akan berkoordinasi dengan Bulog apakah ketersediaan beras cukup atau tidak  di  kota Medan, ujar  beliau (tribunnews.com, 07/09/2023).


Kenaikan harga beras yang terus menerus, ini bukan saja konsumen yang resah dan panik, tetapi para pedagang juga terkena imbasnya. Kalau para pedagang eceran beras yang biasanya penjualannya per hari bisa laku di atas puluhan kilo, tetapi ketika harga naik penjualannya menurun. Jelas omsetnya juga menurun. Begitu juga dengan para pedagang  warung rumah makan. Yang menu dagangannya berupa nasi uduk, nasi goreng, dan lontong.


Dengan harga beras naik tentu secara otomatis para pedagang yang berjualan akan menaikkan harga dagangannya. Dengan menaikkan harga tentu akan berimbas pada penjualan. Karena hampir rata-rata konsumen dari warung penjualan nasi uduk, lontong, dan nasi goreng adalah buruh perusahaan. Di mana sebelumnya mereka bisa menghemat pengeluaran tetapi dengan kenaikan harga jual makanan yang biasa mereka konsumsi malah bisa mengakibat keborosan. Karena gaji buruh tidak ada kenaikan. Ini bak seperti makan buah simalakama, dimakan emak mati tidak dimakan ayah mati, karena antara pembeli dan pedagang merupakan pasangan yang tak terpisahkan saling membutuhkan.


Naik lagi naik lagi itulah yang dirasakan rakyat pada kepemimpinan kapitalisme. Yang sebelumnya kenaikan harga kebutuhan pokok sudah dirasakan rakyat satu persatu. Dimulai dari kenaikan harga minyak goreng, disusul kenaikan harga gula putih, tarif dasar listrik sampai kenaikan harga bahan bakar minyak untuk transportasi rakyat pun sudah naik.Ini membuktikan bahwa rezim kapitalis telah gagal dalam meriayah rakyatnya. Karena di setiap ada kenaikan harga kebutuhan rakyat negara akan selalu mencari penyebab alasan dari kenaikan tersebut.


Inilah kesalahan sistem yang dianut negara dengan menjalankan perekonomiannya dengan sistem ekonomi kapitalis. Di mana negara yang berperan sebagai regulator yang mengatur lalu lintas jalannya usaha tanpa ada ikut berperan dalam kegiatan ekonomi secara mutlak, karena peran negara di sistem kapitalis disingkirkan dari semua kegiatan ekonomi, maka peran negara yang berkutat di perkara teknis dan membuat kebijakan neoliberalnya.


Dengan memberikan privatisasi pengelolaan sumber daya alam dan aktivitas perekonomian dikuasai asing dan swasta. Sehingga ketika terjadi kelangkaan dan naiknya harga bahan pangan seperti naiknya harga beras, pemerintah tidak bisa ikut campur tangan dalam menyelesaikannya. Karena kran- kran kebijakan suplai perdagangan sudah dipegang swasta. Maka ketika terjadi lonjakan harga pangan, pemerintah hanya bisa mengantisipasinya dengan ikut menjual bahan pangan di masyarakat dengan menjual harga kebutuhan pokok di bawah harga pasaran kegiatan ini disebut pasar murah (kegiatan yang biasa dilakukan apa bila terjadi lonjakan harga bahan pangan).


Lagi-lagi inilah kebijakan bobrok dari sistem pemerintahan yang sistem ekonominya kapitalis. Kebijakannya hanya untuk kepentingan kemudahan korporasi. Sehingga sejahtera dan makmurnya rakyat tergantung swasta yang mengelolanya. Ketika penguasa atau pengelola kebijakan tidak amanah maka rakyat hanya bisa panik dan menjerit. Dengan naiknya harga bahan pokok secara keseluruhan di setiap aspek tanpa ada solusi yang pasti, tentu kita tidak bisa berharap dengan sistem kapitalis yang bobrok. Tentu kita harus mencari penganti dari sistem yang sudah menyengsarakan rakyat. Yaitu dengan mengganti sistem dengan kembali kepada sistem Islam.


Di mana sistem Islam diturunkan dengan syariah yang sempurna dan menyeluruh di segala aspek kehidupan mulai dari ibadah, ekonomi, pendidikan, pemerintahan, dan yang lainnya diterapkan secara menyeluruh. Dengan pemerintahan yang disebut daulah Khilafah, dengan kepala negara yang disebut Khalifah. Dengan kepemimpinan Islam (khalifah) bertugas sebagai rai’n (sebagai pengelola, pengatur, pelayan) urusan umat, dan bertanggung jawab meriayah urusan rakyat. Seperti hadis Rasulullah saw. yang berbunyi, “Maka Imam adalah (Khalifah) adalah rai’n, dan dia bertanggung jawab atas orang yang diurusnya.” (h.r. Al-Bukhari).


Wujud dari riayah negara adalah dengan membantu para petani dengan menyediakan lahan pertanian, menyediakan benih padi yang berkualitas unggul, menyediakan alat-alat pertanian, juga menyediakan pupuk dan obat-obatan untuk ketersediaan pertanian. Sehingga hasil panen pun bisa maksimal tercapai. Sehingga tidak ada lagi kita temukan dengan yang namanya gagal panen. Negara akan menyalurkan dan menyuplai hasil panen ke pasaran secara menyeluruh. Sehingga tidak ada lagi kita monopoli dalam perdagangan bahan pangan. Karena negara berperan dalam mengelola dan mengatur perekonomian untuk kemaslahatan umat.


Wallahualam bissawab.