Ada Kubangan Kerbau di Jalan Martubung
Oleh Sindi Laras Wari (Aktivis Muslimah)
“Jalan-jalan membeli jagung
Singgah sebentar melihat cincau
Kalau Anda jalan ke Martubung
Hati-hati di tengah jalan, ada kubangan kerbau”
Begitulah bait pantun yang dapat menggambarkan keadaan jalan Rawi Raya, Kelurahan Besar Martubung. Di mana terdapat lubang besar di tengah jalan raya menyerupai kubangan kerbau. Katanya sih kubangan sudah ada sejak lama, tetapi hingga kini pihak terkait tidak kunjung memperbaiki. Namun, memang begitu hidup dalam sistem kapitalis, bagaimana kalau hidup dalam sistem Islam?
Terdapat jalan yang rusak parah di jalan Rawi Raya, Kelurahan Besar Martubung, Kecamatan Medan Labuhan, membuat warga menjadi resah. Menurut seorang warga jalan rusak tersebut sudah seperti kubangan kerbau dan jalan rusak tersebut sudah berlangsung dalam waktu yang lama (medan.tribunnews.com, 21/08/2023).
Jalan rusak saat ini mudah untuk kita temukan, bahkan jalan yang baru saja diperbaiki sangat mudah untuk kembali rusak seperti sediakala hanya dalam waktu beberapa bulan saja. Seperti jalanan yang berada di jalan Rawi Raya Martubung, jalan tersebut dalam keadaan rusak dalam waktu yang lama. Hingga kini keadaan jalan Rawi Raya Martubung seperti kubangan kerbau yang cukup dalam.
Dengan rusaknya jalan tersebut pasti mengakibatkan dampak yang cukup besar bagi aktivitas warga sehari-hari. Tidak ayal dengan adanya kubangan kerbau di tengah jalan warga menjadi sangat terganggu, sebab kemacetan pasti selalu terjadi di kubangan kerbau tersebut. Kemacetan diakibatkan warga yang berkendara dengan pelan karena berhati-hati, kalau tidak hati-hati bisa saja mereka ikut terperosok ke dalam kubangan kerbau tersebut.
Tidak hanya sampai di situ, selain jalan rusak sehingga menyerupai kubangan kerbau ternyata jalan tersebut juga diselimuti pasir dan batu kerikil yang berserakan. Apabila datang hujan maka jalan rusak tersebut bisa menimbulkan bahaya bagi para warga yang melintasi daerah tersebut, sebab jalanan tersebut menjadi tergenang air dan sangat berlumpur. Keadaan jalan tersebut semakin hari menjadi semakin rusak parah dan hancur lebur.
Dengan adanya jalanan yang rusak parah maka warga berharap agar jalanan tersebut dapat diatasi oleh pihak yang terkait supaya tidak lagi mengganggu aktivitas keseharian warga dalam melewati jalanan yang rusak tersebut. Akan tetapi, seperti inilah potret infrastruktur dalam sistem kapitalisme. Di mana pembangunan infrastruktur hanya untuk kepentingan para kapital, apabila tidak menguntungkan para kapital maka pembangunan tersebut sulit untuk diwujudkan. Pembangunan dalam sistem kapitalisme juga tidak berpihak pada kebutuhan masyarakat umum.
Dengan demikian dalam sistem kapitalisme sangat mudah kita jumpai jalan yang rusak. Bahkan dengan adanya jalan rusak tersebut mengakibatkan terjadinya kecelakaan dan menelan korban jiwa. Walaupun menurut masyarakat jalan tersebut sungguh berbahaya, akan tetapi pemerintahan dengan pihak terkait tak urung dengan segera melakukan perbaikan jalan meski mereka tahu telah menelan korban jiwa.
Bagaimana masyarakat mau merasa aman dan nyaman dalam melakukan aktivitas keseharian, apabila ketika keluar rumah jalan yang harus dilalui tidak layak untuk digunakan lagi. Namun, masyarakat bisa apa, karena itulah fakta hidup di dalam lingkaran kapitalisme.
Hal tersebut sangat berbanding terbalik apabila yang digunakan dalam kehidupan masyarakat peraturan Islam yang bersumber dari Allah Swt. sebagai Sang Pencipta sekaligus sang pengatur. Sebagai Sang Pencipta pasti sangat mengetahui apa dan bagaimana yang diciptakannya, maka dari itu sang pencipta tidak mungkin salah dalam membuat aturan untuk yang diciptakannya.
Pembangunan dalam Islam semata-mata demi kepentingan umatnya, bukan demi kepentingan yang lain. Di dalam sistem pemerintahan Islam negara berperan sebagai pengurus urusan rakyatnya, sehingga pembangunan dalam negara Islam tidak dilakukan atas dasar kepentingan para kapitalis semata dan bukan atas orientasi bisnis saja.
Pemimpin dalam negara Islam juga memiliki rasa bertanggung jawab atas daerah yang dipimpinnya selama masa kepemimpinan tersebut. Sehingga sulit ditemukan jalanan yang rusak di era kepemimpinan pemerintahan Islam. Apabila ditemukan jalan yang rusak maka akan segara diperbaiki karena takut ada hewan yang bisa terperosok dengan rusaknya jalan tersebut. Begitulah potret dalam sistem pemerintahan Islam, jangankan manusia ketika hewan terperosok saja pemimpin dalam Islam sudah takut akan pertanggungjawabannya dengan Allah. Sehingga tidak lagi ditemukan seperti sekarang banyak sudah jalanan rusak yang memakan korban, namun seperti tidak ada yang peduli.
Kepemimpinan yang dapat memberikan rasa aman dan nyaman seperti dalam negara Islam tersebut sudah terbukti mampu berdiri tegak selama 13 abad. Bertahan dan mampu berdiri selama 13 abad bukanlah waktu yang singkat dan telah terbukti kesejahteraannya hingga bangunan peninggalan yang kokoh masih dapat terlihat hingga kini. Hanya negara Islam-lah dengan penerapan hukum Islam secara kafah yang telah membuktikan kesejahteraannya dalam menaungi rakyatnya selama 13 abad lamanya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَمَاۤ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّـلْعٰلَمِيْنَ
“Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya [21]: 107).
Wallahualam bissawab.