Minimnya Mitigasi Krisis Air Bersih

 


 

Oleh : Annisah S.Pd

 

Musim kemarau tahun 2023 diprediksi lebih kering dibanding dengan tiga tahun sebelumnya. Fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) yang terjadi di Samudera dalam kurun waktu bersamaan menyebabkan kemarau kali ini lebih kering dengan curah hujan sangat rendah (Liputan6.com, 12/08/2023).

 

Permasalahan kekeringan air bukanlah hal baru sebab terjadi setiap tahunnya. Pemerintah terkesan hanya menawarkan solusi jangka pendek tanpa menyentuh akar permasalahannya. Hal inilah yang menimpa warga Pengasinan RT 1 RW 13, Dusun Girimulya, Desa Binangun, Kota Banjar, Jawa Barat. Kesulitan mendapatkan air minum di desa ini sudah terjadi sejak 20 tahun terakhir. Masyarakat tidak bisa memanfaatkan air sumur karena air sumurnya asin dan tidak ada pasokan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Anom. Pemerintah setempat pernah membantu masyarakat Binangun dengan menggali lubang bor sedalam 100 meter, namun air yang keluar terasa asin, kotor, dan tidak bisa diminum.

 

Kini masyarakat Binangun hanya bergantung pada bantuan air minum dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) kota Banjar bahkan harus membeli air minum, pasar yang jelek (tvonenews.com, 7 Agustus 2023.

 

Sebenarnya ada banyak teknologi yang bisa mengubah air laut menjadi air bersih. Sayangnya, teknologi kompleks ini tidak disediakan untuk kepentingan manusia melainkan hanya untuk keperluan industri. Tentu saja hal ini menjadi penyebab kurangnya pasokan air minum bagi masyarakat.

 

Air merupakan kebutuhan primer dan primer yang diposisikan sebagai barang ekonomi yang dapat dipasarkan. Sumber air swasta diprivatisasi. Hal ini terlihat dari banyaknya air kemasan yang dijual gratis di pasaran. Tentunya air minum dalam kemasan ini merupakan produk yang memanfaatkan sumber daya air yang dimiliki industri air minum dalam kemasan.

 

Padahal, air merupakan barang publik yang mudah diakses oleh masyarakat. Investasi air ini merupakan akar dari krisis air minum di negara ini. Islam diperintahkan untuk memenuhi kebutuhan umat. Dalam sabda Rasulullah SAW: “Imam/Khalifah itu ibarat seorang penggembala dan dia bertanggung jawab terhadap penggembalanya” (HR. Bukhari dan Muslim).

 

Dalam hadis ini, negara adalah pelindung kebutuhan rakyat. Negara-negara yang menerapkan sistem Islam (Khilafah) sejatinya akan memastikan terpenuhinya kebutuhan dasar mereka, termasuk penyediaan air minum bersih. Khilafah mungkin tidak cukup untuk solusi jangka pendek, seperti halnya negara kapitalis saat ini. Pemenuhan kebutuhan air masyarakat hanya sebatas menyalurkan air minum ke daerah yang terkena dampak kekeringan. Meski begitu, jaraknya seringkali terbatas. Atau sekadar membangun bendungan tidak akan menyelesaikan permasalahan air minum masyarakat.