Kemajuan Teknologi Orang tidak Harus Percaya kepada Tuhan.
Dakwahsumut.com,- Dua Hal Penting Hubungan Tidak Kepercayaan Kepada Tuhan dan Kemajuan Suatu Bangsa
Cendikiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto mengatakan bahwa akan menjumpai paling tidak dua hal penting bila untuk mencapai
"Akan menjumpai paling tidak dua hal penting bila untuk mencapai kemajuan teknologi orang tidak harus percaya kepada Tuhan," ujarnya dalam Fokus To The Point: Negara Percaya Tuhan Kok Tidak Maju?, Jum'at (04/08/2023) di kanal Youtube UIY Official.
Pertama, menurutnya bahwa ini harus dilihat satu kenyataan yang cukup membesarkan dalam hati. Sebagai negeri mayoritas Muslim memang sudah semestinya Indonesia percaya kepada Tuhan atau beragama.
"Walau hasil surveinya tidak seperti itu malah survei justru harus dipertanyakan. Artinya ini selaraslah bahwa Indonesia itu mayoritas penduduknya adalah muslim dan karenanya tentu kepada Allah dan karenanya tentu juga beragama," tuturnya.
Kedua, ia mengatakn memang kepercayaan kepada Tuhan itu tidak otomatis membuat orang lantas bisa melakukan segala hal tidak otomatis. "Tidak otomatis itu maksudnya tidak serta-merta," jelasnya.
Ustaz Ismail sapaannya,mengungkapkan bahwa kepercayaan kepada Tuhan itu satu poin penting. Tetapi untuk orang, bisa melakukan sesuatu itu kadang-kadang tidak harus dia percaya dulu kepada Tuhan.
"Lalu apa dorongan hingga melakukan itu semua bisa?," tanyanya.
Ia melanjutkan bahwa dorongan itu bisa macam-macam dan bisa saja mungkin tidak ada hubungannya dengan keyakinan kepada Tuhan. Misalnya dorongan materialisme, bisa seperti yang dilihat ketika negara Uni Soviet berkeyakinan komunis tidak percaya sama Tuhan tetapi pada masanya negara itu bangkit.
Ia menambahkan sebagaimana juga Amerika dengan kapitalismenya bangkit, lantas faktor apa sebenarnya yang membuat bangkitnya suatu bangsa itu? "Jadi yang penting bisa menemukan Apa yang disebut pemikiran yang mendasar dalam bahasa kitabnya," ujarnya.
Ustaz Ismail melanjutkan, pemikiran yang menyeluruh tentang bagaimana dia memandang dirinya sebagai manusia kehidupan dan alam semesta, ini jadi rasionalitas yang bisa mendorong orang itu mencapai kemajuan. Kemajuan yang dimaksud pastilah kemajuan material seperti yang bisa disaksikan pada beberapa negara.
"Lantas dorongan apa yang membuat mereka itu bisa meraih kemajuan-kemajuan luar biasa tadi?," tanyanya.
Dorongan matrialisme bisa membuat negara-negara itu maju. Namun pastinya kemajuan yang dimaksud adalah kemajuan material pada teknologi, misalnya transportasi, properti, teknologi, komunikasi dan sebagainya. "Nah pertanyaannya, ini kan sering dijadikan semacam legitimasi sekuler untuk maju nggak perlu pakai syariat Islam," jelasnya.
*Dua Hal penting*
Ia menyebutkan dua hal penting, pertama, ibadah. Orang bisa saja yang mempelajari sains teknologi tanpa percaya dulu kepada Tuhan. Tpi kalau percaya kepada Tuhan percaya Tuhan (Allah) alu dia mempelajari sains dan teknologi itu di dalam rangka percaya dia kepada Allah atau dalam rangka memenuhi perintah Allah karena mengerjakan yang diperintahkan untuk mempelajari sains dan kemudian menjadi teknologi itu ibadah.
Ia menjelaskan ibadah itu ebuah sistem nilai yang dia berimplikasi sangat dalam kepada diri seseorang itu sesuatu yang ini hari tidak ada pada orang-orang yang mencapai kemajuan material sehingga dampaknya akan terjadi pada pada diri merasakan sebuah kepuasan bukan hanya kepuasan material tapi juga kepuasan spiritual.
"Hal itu dalam rangka memenuhi perintah Tuhan yang menciptakan manusia. Sehingga sehat secara material dan sehat secara spiritual," tuturnya.
Kedua, ini yang dampaknya akan lebih besar. Untuk apa Saint teknologi itu?karena Saint teknologi sekarang ini itu seperti pisau bermata dua satu sisi memang sangat memberikan banyak sekali manfaat tetapi juga disisi lain sangat banyak mudarat yang mungkin timbul karena itu harus dikendalikan.
Apa alat kendali? jika semata-mata ini dikembangkan karena sentiologi hampir tidak ada alat kendalinya. Karena kendalinya cuma untung rugi dan hanya kepuasan material yang itu tidak punya batas. inilah yang kemudian menimbulkan kerusakan luar biasa sebutlah misalnya teknologi bayi tabung.
Ia mengungkapkan bagaimana dulu berkembangnya teknologi kertas di negeri Islam tidak bisa dilepaskan dari dorongan untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan dengan membuat buku dan tentu membutuhkan kertas. "Sehingga buku itu atau kitab bisa dibaca, muncullah pusat perpustakaan di berbagai kawasan kota besar di negara Islam.
"Negara memberikan penghargaan kepada ilmuwan yang menuliskan berbagai ilmu itu emas seberat beku atau kitab yang ditulisnya,"imbuhnya memungkasi.[] Muhammad Nur