Rasisme dan Sikap Hipokrit HAM
Oleh: Ummu Rasyid (Aktivis Muslimah KoAs Tanjungbalai)
Dakwahsumut.com,- Aksi pembakaran Al-Qur’an terjadi lagi di Swedia. Aksi tersebut dilakukan oleh seorang pria asal Irak yang pindah ke Swedia bernama Salwan Momika. Peristiwa yang terjadi bersamaan dengan hari kaum muslimin merayakan Idul Adha.
Penghinaan terhadap kitab suci Alquran sebagai wahyu yang dibawa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yakni ajaran Islam masih terus berulang beberapa tahun belakangan. Seolah tak ada yang bisa menghentikan meski mayoritas penduduk dunia adalah umat islam. Hal ini menunjukkan lemahnya kekuatan umat Islam hari ini.
Kebencian terhadap Islam yang begitu nyata tidak bisa dibendung bahkan oleh pemimpin Negeri muslim. Peristiwa pembakaran Al- qur'an merupakan bagian dari Islamofobia yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam yang memiliki kebencian yang mengakar dan di atas prinsip HAM dan kebebasan berekspresi yang lahir dari ideologi kapitalisme Barat mereka semakin berani mengekspresikannya.
Terjadinya pembakaran Alqur'an ini juga menunjukkan hilangnya penjaga kehormatan serta kemuliaan Islam dan kaum muslimin. Orang-orang kafir bisa dengan leluasa menghina islam tanpa ada sanksi hukum yang membuat jera dan mencegah orang lain melakukan tindakan serupa.
Penjaga kehormatan dan kemuliaan Islam yang dimaksud adalah Khilafah yakni Negara Islam. Sejarah membuktikan bahwa sejak peradaban Islam tegak di Madinah dan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam diangkat menjadi pemimpin Daulah Islam hingga berlanjut masa kekhilafahan dan berakhir di tahun 1924 upaya melecehkan Islam selalu digagalkan.
Sebagaimana pertunjukan teater yang pernah direncanakan Prancis dan Inggris untuk menghinakan Rasulullah berhasil digagalkan oleh Khalifah Abdul Hamid II. Sang khalifah mengancam akan mengobarkan jihad jika pertunjukan itu terjadi. Mereka pun gentar dan membatalkan pentas teater tersebut.
Alquran adalah kitab suci umat Islam yang dijaga kemurniannya langsung oleh Allah subhanahu wa ta'ala sebagaimana FirmanNya: "Sungguh Kamilah yang menurunkan Alquran dan sungguh Kami benar-benar menjadi pemeliharanya" (Q.S al- Hijr: 9).
Imam an-nawawi dalam at-tibyan menuliskan bahwa para Salafusshalih memberikan keteladanan dalam berinteraksi dengan Alquran yang ditandai dengan besarnya perhatian dalam mempelajari, mentadaburi, mengamalkan, mendakwahkan dan membela Alquran dari segala bentuk penyimpangan. Oleh karena itu, penjagaan Alquran terwujud dengan banyaknya umat Islam yang mempelajari, menghafalkan hingga membela dari segala bentuk penyimpangan termasuk jika musuh-musuh Islam menghinakan Alquran dengan melenyapkannya atau mengubah isinya maka umat Islam harus membelanya.
Pelaku peristal Alquran harus ditindak dengan sanksi tegas sesuai syariat islam. Hanya Khilafah yang akan menghentikan dan menuntaskan segala bentuk islamofobia yang sedang menggejala di negeri ini serta memuliakan Islam dan kaum muslimin.