Pejabat Turun Gunung, Adakah Kaitannya Dengan Pemilu?

 



Oleh Muzaidah (Aktivis Dakwah Muslimah)

Ketua DPRD Kota Medan Hasyim S.E, beberapa waktu lalu mengunjungi sebuah gubuk nenek Sarti yang berusia 75 tahun yang berada di sungai Denai Kelurahan Tegal Sari Mandala III nomor 62. Diketahui nenek Sarti tinggal sebatang kara dan tidak ada satu pun dari keluarganya yang mau menemaninya. Berkunjungnya DPRD ke gubuk nek Sarti sekaligus ingin menawarkan agar mau dibawa ke panti sosial untuk dirawat di sana (medandaily.bisnis.com, 20/05/2023).

Dari kehadiran DPRD Kota Medan ini, menuai kontroversi di tengah masyarakat Kota Medan, karena kehadirannya bertepatan dengan kondisi menjelangnya pemilu. Masyarakat berkomentar bahwa ada unsur pencitraan yang dilakukan Hasyim. Sudah 75 tahun nek Sarti tinggal di gubuk, masyarakat menanyakan mengapa baru sekarang diperhatikan? Apakah tugas DPRD berkunjung hanya saat musim kampanye pemilu?

Masyarakat dalam hal ini tidak salah juga menduga bahwa kunjungan DPRD ada kaitannya dengan berlangsung pemilu, dengan maksud mendukung kembali lagi calon-calon pejabat yang harus didukung. Maka dari itu, pemerintah beserta jajarannya harus memperhatikan kembali tugas dan tanggung jawabannya sebagai wakil rakyat.

Ketika ada rakyat yang kesusahan bukan hanya saja nek Sarti saja yang dibantu, tetapi masih banyak masyarakat di Kota Medan yang sangat membutuhkan bantuan dan kepedulian para pejabat, pemerintah. Karena melihat situasi dan kondisi perekonomian sangat memprihatinkan, tidak semua masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya, ditambah lagi berbagai faktor kehidupan yang menyebabkan hidupnya sebatang kara, seperti nek Sarti yang seharusnya tidak dibiarkan begitu saja.

Tidak hanya nek Sarti saja yang menjadi perhatiannya pemerintah, masyarakat yang masih banyak tinggal di emperan sungai, di kolong jembatan pun juga harus diperhatikan dan diberikan jaminan tempat tinggal layak huni, atau memberikan peluang pekerjaan bagi yang membutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Di sisi lain, masyarakat banyak yang paham tidak mau tertipu sekian kalinya jikalau kunjungan DPRD ada kaitannya dengan kampanye, justru membuat kepercayaan masyarakat Kota Medan makin menurun dan banyak faktor yang membuat masyarakat tidak percaya akan simpatinya DPRD, dikarenakan banyak kebutuhan masyarakat Medan yang tidak diberikan secara adil dan merata. Menunjukkan, pemerintah, pejabat mengunjungi masyarakat ketika ada tujuan tertentu seperti halnya DPRD yang datang karena mau menjelang pemilu.

Menarik ulur APBN di Kota Medan, sebenarnya pemerintah masih mampu untuk mengatasi kemiskinan dan pengangguran, karena beberapa bulan yang lalu, seperti Wali Kota Medan Bobby Nasution membangun jalan yang rusak di berbagai wilayah Medan, di mana anggaran yang dikeluarkan tidaklah sedikit jumlahnya, otomatis besar kemungkinan peralihan anggaran lainnya masih bisa dibagi secara merata untuk masyarakat Kota Medan dalam memenuhi kebutuhannya.

Sehingga kisah pilu yang dialami nek Sarti tidak akan terulang kembali bahkan kemiskinan dan pengangguran di Medan tidak akan terjadi, setidaknya pemerintah Medan mau memfasilitasi masyarakat dengan solusi nyata, dengan memberikan pekerjaan untuk kepala keluarga atau yang mampu bekerja, dengan begitu faktor lain seperti tindakan kriminalitas tidak akan pernah terjadi, komentar pedas yang dilontarkan masyarakat tidak akan ada lagi, karena pejabat memberikan bukti dari setiap tanggung jawab yang dilaksanakan di tengah masyarakat, bahkan masyarakat akan percaya tetap memilih kembali pejabat yang benar-benar amanah, agar menjabat lagi.

Namun, hal yang demikian tidaklah terjadi dikondisi sekarang, masyarakat Kota Medan masih mengalami kesusahan untuk mengatasi permasalahan hidup, tidak memiliki penghasilan tetap dalam memenuhi kebutuhan, dan tanggung jawab pemerintah sampai sekarang tidak pernah dirasakan masyarakat secara merata, adanya tebang pilih yang dilakukan pemerintah.

Tidak heran, nek Sarti sekalipun baru mendapatkan kunjungan oleh DPRD Medan, jauh sebelum kedatangan DPRD nek Sarti terus dipenuhi hidup yang sebatang kara, tidak satu pun yang peduli dengan kondisinya, bahkan lurah atau kepala desa setempat pun tidak mampu memenuhi kebutuhannya, padahal nek Sarti tidak lagi mampu mencari nafkah dan lain sebagainya.

Inilah fakta nyata yang harus disadari masyarakat Kota Medan, bahwa tidak bisa berharap penuh dengan sistem yang sibuk dengan asas manfaatnya, sedangkan dengan tanggung jawabannya mereka lalai dan tidak takut akan pertanggung jawaban kelak di akhirat.

Karena berbeda dengan sikap pejabat yang hadir di masa pemerintahan sistem Islam. Layaknya tugas pejabat sekarang juga dilakukan pejabat di masa sistem Islam terterapkan, contohnya seperti masa kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz dengan memerintahkan Hamid bin Abdurrahman Gubernur di Irak agar memberikan semua hak gaji dan hak rutin diwilayah Irak, seperti memberikan bantuan sembako untuk rakyat yang memerlukannya, maka sebagai Gubernur Hamid wajib mematuhi perintah pemimpinnya.

Masih banyak kisah nyata yang dicontohkan kepemimpinan Islam terdahulu, para pejabat di masa Islam pun tidak pernah tamak dalam kekuasaannya, mereka patuh pada perintah pemimpinnya yang harus meriayah umat, peduli dengan kondisi masyarakat, baik dia miskin atau pun mampu disamaratakan haknya.

Berbanding terbalik pulalah dengan kondisi kepemimpinan sekarang yang notabenenya tidak berlandaskan dengan Islam, bahkan banyak di antara pemimpin mencampakkan ajaran yang dicontohkan Rasulullah dan generasi setelahnya, dengan abainya pemerintah sekarang terhadap Islam, maka banyak kekacauan yang terjadi tidak mampu terselesaikan dengan baik. Kemiskinan makin bertambah, pengangguran meningkat, bahkan tingginya kriminalitas semakin parah, semua disebabkan karena tidak tunduk terhadap syariat Islam yang ada.

Untuk itu, persoalan yang sama dialami masyarakat tidak cukup percaya dengan janji manisnya para pejabat jika faktanya mereka ingkar dan tidak amanah, harusnya masyarakat juga paham bahwa satu-satunya solusi tuntas mengatasi masalah masyarakat adalah kembali dengan aturan Islam. Memilih pemimpin sesuai yang dicontohkan Rasulullah saw. tidak langsung percaya dengan tawaran sementaranya, ketika sudah menjabat banyak sekali masyarakat yang diterlantarkan begitu saja.

Maka, sudah saatnya kita sepakat untuk menerapkan sistem kehidupan Islam yang akan menyelamatkan masyarakat bukan hanya di Kota Medan, akan tetapi untuk seluruh dunia.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

اَفَحُكْمَ الْجَـاهِلِيَّةِ يَـبْغُوْنَ ۗ وَمَنْ اَحْسَنُ مِنَ اللّٰهِ حُكْمًا لِّـقَوْمٍ يُّوْقِنُوْنَ
“Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya)?” (QS. Al-Ma’idah [5]: 50).

Wallahualam bissawab