Liqo Syawal 1444 H Sumut: KH Rochmat menyampaikan 3 Tema Penting
Dakwahsumut.com, Medan,- Perhelatan Liqo Syawal 1444 H Sumatera Utara, KH. Rochmat S. Labib sebagai pembicara utama menyampaikan 3 tema penting berkaitan dengan tema acara yaitu Ied Mubarak, Indonesia Berkah dengan Islam Kaffah. “Sebagaimana tema acara kita pada hari ini, saya akan menyampaikan ada 3 tema penting yang perlu saya sampaikan,” ujar KH Rochmat di Acara yang diadakan oleh El SIM pada Sabtu, (20/05/2023).
Dalam tausiyahnya, KH Rochmat menjelaskan, pertama, Ied Mubarak itu adalah sebuah momentum Ied Fitri. Idul fitri merupakan hari raya umat islam, maka sambut hari raya tersebut dengan bergembira. “Mengutip sebuah hadist Rasulullah dalam sebuah kisah diceritakan, suatu saat ada jayyah(budak wanita) bernyanyi dengan rebana. Datang Syaidina Abu Bakar dan Umar yang seolah mereka menampakkan ketidaksukaannya karena ada jariyyah yang sedang bernyanyi di ruang Nabi SAW. Kemudian Nabi SAW mengatakan: ‘Wahai Abu Bakar, setiap kaum itu punya hari raya, punya hari istimewa. Yang hari raya itu mereka rayakan dan mereka bergembira yang tidak sama dengan hari pada biasanya’. Jadi Nabi SAW mengakui semua kaum itu memiliki hari rayanya,” terangnya.
Maka dari itu, jelas KH Rochmat, hadist di atas merupakan dasar bahwa disyariatkannya umat islam untuk menampakkan kegembiraannya dan sebab untuk menyambut hari raya ied fitri. “Maksud hadist diatas adalah bahwa Ied Fitri dan Ied Adha adalah hari raya umat islam dan sambut dengan gembira,” jelas KH asal Jakarta tersebut.
Lalu, KH Rochmat menyesalkan, banyak umat islam yang lebih bergembira menyambut hari raya kaum lain. “Jangan sekarang malah dibalik, Ied Fitri sepi sementara 1 Januari ramai. Malah banyak merayakannya dengan bakar-bakar ikan sampai menunggu jam 00 dan ada yang melakukan kemaksiatan demi meramaikan 1 Januari tersebut,” ujar KH Rochmat.
Kedua, islam Kaffah. Penyebutan islam kaffah itu mengikuti surah al baqarah ayat 208. “Ayat ini mengajarkan kepada kita untuk mengambil islam itu secara keseluruhan tanpa terkecuali. Islam tidah membahas hanya masalah ibadah dan muamalah namun juga sampai kepada perkara imamah yaitu khilafah. Seluruh ajaran islam tidak dapat diterapkan secara kaffah tanpa khilafah. Tanpa khilafah mustahil menerapkan islam secara kaffah,” tegasnya dengan disambut pekikan takbir oleh peserta.
Ketiga, Indonesia berkah dengan islam kaffah. Islam menjelaskan bahwa ketika menerapkan islam secara kaffah bukan hanya muncul kebaikan-kebaikan yang dengan mudah dilihat kesaksian faktanya. Namun juga ada barokah ketika islam itu diterapkan. “Apa itu barokah? Ada An Nuzum, As Subut (bertumbuh), An Naba’ wa Ziyadah (bertambah), Al Khair (Kebaikan). Maka jika disebut barokah artinya disana ada kebaikan yang terus menerus ada dan terus bertambah dan berkembang. Ini yang disebut barokah,” jelasnya.
Dan yang terpenting, menurut KH Rochmat, adalah barokah itu tidak hanya ada di dunia tapi juga hingga ke akherat. Maka keberkahan itu tidak hanya berlaku di Indonesia saja, namun juga berlaku di Malaysia dan negara-negara lainnya. “Oleh karena itu, umat islam seluruhnya tidak akan pernah barokah tanpa Khilafah. Hanya dengan Khilafah yang bisa menerapkan islam kaffah. Saat itulah Allah akan turunkan barokah dari langit dan bumi,” paparnya.
Selain KH Rochmat S. Labib hadir juga pembicara asal Bandung yakni Dr. Fahmi Lukman, serta Ulama Sumut seperti Buya H. Azwir Ibnu Aziz, tokoh-tokoh masyarakat Medan, Ibu-ibu pengajian dari beberapa daerah di sekitar Medan. Ruang acara penuh sesak dengan peserta yang hadir, acara ditutup dengan doa yang dibawakan oleh Ustaz Musa Abdul Ghani. [] Amar Dani.