Ironis, Kemiskinan Daerah Terjadi di Tengah Kayanya Indonesia



Oleh: Mahyawita Leni Marpaung, S.Pd

Guru & Aktivis KoAS Tanjungbalai

 

Indonesia termasuk negara yang kaya, baik dari segi sumber daya alamnya maupun dari segi sumber daya manusianya. Dari segi geografis, Indonesia sendiri berada di antara dua samudera dan dua benua. Dengan letak tersebut, negeri yang berjuluk Zamrud Khatulistiwa ini memiliki banyak keuntungan, salah satunya dalam perdagangan.

Selain itu, Indonesia juga terletak di zona pertemuan tiga lempeng besar, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik. Pada zona sekitar pertemuan lempeng tersebut, banyak terbentuk gunung api yang menyebabkan kesuburan tanah di Indonesia menjadi tinggi. Sehingga tak heran, jika Indonesia digolongkan kedalam negara yang kaya sumber daya alamnya. Bahkan, berdasarkan catatan dari berbagai literatur tua,Indonesia digadang-gadang menjadi negara paling kaya. 

Namun, pada faktanya banyak rakyat Indonesia yang masih hidup dalam taraf kemiskinan yang paling rendah. Mengapa hal tersebut terjadi? Apa penyebabnya? Mengapa negara yang kaya dengan sumber daya alam yang berlimpah, malah terjadi kemiskinan yang ekstrim di berbagai daerahnya. Hal ini terjadi akibat salah kelola SDA, dan juga pengelolaan SDA yang diserahkan kepada swasta, baik dalam negeri maupun luar negeri.

 Dalam proses pembangunan ekonomi di Indonesia, rakyat sering kali mengalami kemiskinan, kelaparan bahkan kekerasan. Semua ini terjadi akibat pembangunan ekonomi yang tidak berpihak pada rakyat. Kekayaan yang dimiliki Indonesia seperti lahan pertanian yang subur, laut yang melimpah dan kekayaan hutan, ternyata hanya untuk kepentingan kapitalis dan investor asing.

Hal itu berbeda dengan sistem  Islam yang mewajibkan pengelolaan SDA oleh negara, karena SDA adalah milik umum bukan milik pribadi. Dalam sistem pemerintahan Islam, penguasa bertindak sebagai riayah (pengurus umat). Sumber daya alam merupakan hak kepemilikan umum yang dalam pengelolaanya dapat dimanfaatkan secara gratis oleh dan untuk seluruh masyarakat. Sehingga peristiwa kemiskinan sebagaimana yang terjadi kini sangat mustahil terjadi. 

Dengan begitu, semua daerah akan terjamin secara merata merasakan kesejahteraan. Sebab dalam pengelolaanya tidak ada pihak penguasa maupun individu yang mengambil apa yang bukan miliknya. Mereka mengutamakan ridha Allah atas setiap tindaknya.