Sawer Pembaca Qur’an bentuk desakralisasi Al Qur’an
Oleh: Siti Aisyah S. Pd (Guru & Aktivis
KoAs Tanjungbalai)
Beberapa hari yang lalu kita baru saja
mendengar berita bahwa terjadi penyaweran kepada pembaca at suci Alqur'an,yang
mana seharusnya ketika mendengarkan Yat suci Alqur'an terdapat adab yang harus
diperhatikan seperti kasus, seorang Qoriah yg berasal dari Pandeglang. Qoriah
Nadia Hawasy angkat bicara usai videonya disawer saat mengaji Al Quran viral di
media sosial. Nadia mengaku merasa tidak dihargai dengan aksi sawer tersebut.
"Saya merasa tidak dihargai," ujar Nadia dalam pesan singkatnya
kepada Kompas.com, Jumat (6/1/2023).
Namun, dia tidak bisa marah saat itu karena posisinya sedang mengaji.hal
ini Terjadi di Pandeglang "Tidak mungkin saya mau langsung tegur atau saya
langsung berhenti dan turun dari panggung karena itu termasuk adab dalam
membaca Al Quran," ungkap Nadia. Kompas.com (12/01/2023).Kasus disawernya
seorang qariah yang sedang membaca Al Qur’an adalah bentuk pelecehan dan
desakralisasi terhadap Al Qur’an. Hal
ini menunjukkan sudah hilangnya adab
terhadap kitab suci yang seharusnya dijunjung tinggi.
Ini menjadi satu keniscayaan dalam sistem
sekuler yang menjauhkan agama dalam kehidupan dan justru berlandaskan HAM dan
menjunjung tinggi kebebasan perilaku
Islam sendiri sebenarnya telah mengajarkan
bagaimana seorang muslim bersikap ketika diperdengarkan lantunan ayat suci
Al-Qur’an.
Allah Taala berfirman,
وَاِذَا قُرِئَ
الْقُرْاٰنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهٗ وَاَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
Artinya: “Jika dibacakan Al-Qur’an,
dengarkanlah (dengan saksama) dan diamlah agar kamu dirahmati.” (QS Al-A’raf:
204)
Menurut ayat di atas, seorang muslim
diperintahkan untuk diam dan mendengarkannya. Imam Ahmad, menyampaikan orang
yang mendengarkan ayat Al-Qur’an akan dicatat sebagai kebaikan yang berlipat
ganda. Dari Abu Sa’id maula Bani Hasyim, dari Abbad ibnu Maisarah, dari
Al-Hasan, dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah saw. telah bersabda,
“Barang siapa mendengarkan suatu ayat dari Kitabullah,
maka dicatatkan baginya kebaikan yang berlipat ganda. Dan barang siapa yang
membacanya, maka ia mendapat nur (cahaya) di hari kiamat.”
Dengan menyimak bacaan Al-Qur’an, dan mencoba
untuk memahami dan mentadaburinya, hati akan tenang. Apalagi jika memahami isi
ayat itu, terdapat berita luar biasa yang dibawa olehnya
Ketika kita melihat lagi penyebab dari l itu
terjadi, Krn tidak adanya peran penguasa
yg mampu untuk menjaga dan melindungi ummat dan kemuliaannya, semakin
nampak jelaslaj Umat membutuhkan adanya
institusi pelindung yang akan menjaga kemuliaan Al Qur’an dan pembacanya
juga penerapannya secara kaffah dalam kehidupan. Dan ini hanya akan terwujud ketika umat memiliki
negara yang memuliakan Al Qur’an yaitu Khilafah Islamiyyah
Wallahu 'alam