Beban Negara Bertambah Untuk Pembangunan Sirkuit Mandalika
Oleh Umi Jamilah (Aktivis Dakwah Muslimah)
Masyarakat merasakan pahit getirnya memenuhi kebutuhan hidup saat ini. ketika kebutuhan pangan merangkak naik, mulai dari minyak goreng, pertamax, gula, dan kemungkinan barang-barang lainnya juga ikut merangkak naik sedangkan virus Covid-19 tak kunjung bisa teratasi. Maka, lengkap sudah penderitaan rakyat hari ini, ditambah lagi mendengar dana triliunan digelontorkan untuk pembangunan sirkuit.
Baru- baru ini, pemerintah Indonesia dengan serius menggelontorkan dana triliunan untuk menyukseskan event olahraga internasional yaitu MotoGP di Mandalika. Sedangkan dana tersebut diambil dari keuangan negara melalui APBN. (jakbarnews.com, 20/03/2022).
Tak hanya itu, Sri Mulyani mengatakan bahwa, tanpa adanya kucuran dana tersebut maka ajang balap motor tersebut tidak akan terselenggara. Dana yang dikucurkan negara sebesar Rp. 1,3 Triliun, dialokasikan kepada PT. Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC). Harapannya dana tersebut akan mendongkrak kembali ekonomi masyarakat Lombok.
Di kanal YouTube dan Spotify Sekretariat Kabinet (Setkab) yang tayang perdana Jumat (18/03/2022), Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono di Podkabs (Podcast Kabinet dan Sekretariat Kabinet), mengatakan bahwa MotoGP yang diadakan di Mandalika merupakan ajang promosi wisata yang amat besar.
Dari ajang tersebut pemerintah melakukan sejumlah pembangunan infrastruktur pendukung dan penataan kawasan di Mandalika, yaitu: membangun jalan bypass sepanjang 17,3 kilometer yang menghubungkan Bandara Internasional Lombok (BIL) dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.
Kemudian penataan Jalan bypass BIL-Mandalika tersebut dengan mengedepankan estetika melalui kegiatan penghijauan dan penataan koridor jalan. Selain itu, pemerintah juga membangun sarana hunian pariwisata (sarhunta) atau homestay. Dalam ajang MotoGP ini tidak hanya memanjakan para penggemar balapan motor saja, tetapi juga memberikan manfaat bagi sektor pariwisata dan ekonomi masyarakat.
Sesungguhnya apa yang diinginkan para penguasa ini ketika membangun sirkuit yang membutuhkan biaya besar? Apakah benar ini untuk rakyat Indonesia? Ataukah hanya sekedar mencari alasan untuk menyejahterakan rakyat? Begitulah gambaran dari sistem kapitalis hari ini. Ketika melihat adanya keuntungan bagi para pengusaha tanpa melihat imbas yang terjadi pada rakyat khususnya masyarakat setempat. Mereka dengan mudahnya mengklaim semua itu untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Pertanyaannya, rakyat yang mana?
Kesejahteraan rakyat tergadaikan, tanah mereka belum terbayar lunas dalam pembuatan sirkuit tersebut. Pembangunan sirkuit motoGP ini hanya terbatas pemakaiannya bagi segelintir orang. Di tempat yang lain, banyak jalan yang rusak belum diperbaiki, terkadang pembangunannya pun asal-asalan, dan banyaknya fasilitas umum yang perlu diperbaiki, rakyat memerlukan pemenuhan kebutuhan hidup dan semua itu terabaikan.
Belum lagi adanya dana tersebut berasal dari hasil utang riba, di mana dana yang diambil berasal dari negara yang memusuhi Islam. Bukan hanya itu saja, dalam Islam riba itu diharamkan. Sebagaimana firman Alah Swt. di dalam Al-Qur’an.
"Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri, melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal, Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba. Barang siapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barang siapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya." (TQS. Al-Baqarah [2]: 275).
Islam telah memberikan aturan pada seluruh lini kehidupan. Baik aturan individu, masyarakat, maupun negara. Sehingga dalam setiap masalah pembangunan, Islam memberikan solusinya. Sistem Islam, dalam membangun infrastruktur akan dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat. Sedangkan pengambilan dana tersebut akan diambil dari Baitul Mal pada bagian kepemilikan umum yang diambil dari hasil sumber daya alam yang dikelola negara.
Hasil dari pengelolaan sumber daya alam tersebut, akan dikembalikan kepada rakyat dalam bentuk pelayanan kesehatan, pendidikan, pembuatan jalan, dan pelayanan lainnya. Sehingga negara akan memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya. Islam telah membuktikan selama hampir 1300 tahun berjaya. Maka, tak diragukan lagi, ketika Islam diterapkan dalam kehidupan akan memberikan rahmat bagi seluruh alam. Untuk itu, marilah sama-sama kita berjuang untuk menegakkannya agar sampailah berkah dari Allah Sang Pencipta alam semesta.
Wallahualam bissawab.