Perempuan Bicara Resolusi 2022 : Moderasi Bukan Solusi, Islam Kaffah Solusi Hakiki
Lebih dari itu,
beliau menyebutkan bahwa terdapat tiga alasan Moderasi Beragama yang di-klaim
sebagai solusi, antara lain:
1. Tuduhan bahwa
pemahaman agama harus diubah sebab masalah multidimensi berakar pada fundamentalisme
dan ekstrimisme, padahal masalah yang terjadi bukan karena agama, karena bahkan
agama saat ini tidak diterapkan, yang diterapkan justru kapitalisme.
2. Memastikan
umat tetap dengan pengakuan keislamannya, namun memegang pemahaman agama dengan
format Barat, dan tidak melawan hegemoninya.
3. Defensive
apologetic, sehingga umat berusaha menjawab bahwa Islam tidak radikal dan
intoleran.
Islam sebagai
inspirasi bukan aspirasi menurut Ustadzah Dedeh benar-benar menjadi jebakan,
sehingga umat harus peka sebab ini datang dari musuh-musuh Islam agar
nilai-nilai Islam kaffah jauh dari kaum muslimin dan menjauhkan Islam untuk
ditegakkan ditengah-tengah mereka.
Kita memiliki
kewajiban amar ma’ruf nahiy munkar. Jika terjadi kemungkaran baik oleh Muslim
maupun non Muslim, yakni pelanggaran terhadap hukum syara’, maka kita wajib
berdakwah. Kebenaran tidak akan mungkin kalah dengan kebathilan. Kita harus
berjuang sebab kekuatan berasal dari Allah swt. Demikian Ustadzah Dedeh
mengakhiri statement-nya.
Dalam agenda virtual
ini juga tampak jelas bahwa tak perlu menjadi jenius untuk memastikan bahwa
dunia hari ini membutuhkan perubahan sistem. Sedangkan apa yang diperjuangkan
dengan proyek moderasi di Nusantara hanya menjadi perpanjangtanganan komitmen
internasional, spirit Rand Corporation, yang concern pada pelemahan nilai-nilai
beragama (Islam). Terbukti Anggaran Moderasi Beragama Direktorat Jenderal
Indonesia meningkat dari 400 Miliar menjadi 3,2 Triliun Rupiah yag masuk
Rencana Pembangunan Jangka Menengah.
Adapun Ustadzah
Iffah Ainur Rohmah dalam forum yang sama menyebutkan bahwa maayarakat berada
dalam berbagai fase krisis, krisis energi, krisis pangan, krisis moral dan
agama, bahkan di negeri-negeri mayoritas Muslim. Bahkan di Amerika terdapat
gerakan 99% movement, dan menganggap yang berkuasa dan menikmati keuntungan
hanya 1%, mayoritasnya justru menderita.
“Negeri Muslim
pun didoktrin untuk tetap demokratis sekuler, dan jangan kalah dengan kelompok
‘radikal’, sebab penjajah punya kepentingan besar untuk mempertahankan
hegemoninya, menunda kematian kapitalisme, sekaligus menyesatkan kaum Muslim
dari perubahannya ke arah Islam, sehingga Islam moderat jelas solusi bagi
mereka, kapitalisme global, bukan kaum Muslim. Inilah yang disebut makar,
senjata untuk menghancurkan kaum Muslim” ungkap Ustadzah Iffah.
Beliau juga
menegaskan bahwa jargon semacam ‘A peaceful world’ menjadi mantra-mantra yang
menembakkan pelurunya pada umat Islam, agar terhindar dari konflik-konflik
hanya karena agama. Statement homogenitas akan menghasilkan intoleransi, dan
menganggap jika agama mengatur Negara itu pasti bukan pikiran banyak orang
melainkan hanya dari sekelompok orang yang tidak akan menimbulkan perdamaian,
telah menjadi penyesatan opini, sebab umat tidak mengenal apa yang menjadi masalah
sebenarnya, dan bagaimana keluar dari permasalahan.
Disisi lain,
Ustadzah Ratu Erma menyampaikan bahwa pengarusutamaan moderasi yang dikelola
oleh kapitalisme bersama dengan negeri-negeri kaum Muslimin harus dilawan juga
dengan pengamatan dan perjuangan politik yang berimbang. Jika mereka merekrut
para tokoh untuk mendukung dan menjadi pilar penggeraknya, maka kita juga perlu
menyadarkan umat, para tokoh, ulama, dan berbagai elemen untuk mengarusutamakan
Islam kaffah, jangan sampai arus yang bathil justru landing dengan tanpa
penolakan umat. Kekuatan umat Islam justru harus melebihi kekuatan musuh, yang
dimulai dari kesadarannya terhadap realita.
"Semakin
kuat kesadaran umat pada Islam kaffah, kejatuhan musuh akan semakin dekat.
Allah memenangkan umat sejak zaman dulu bukan karena kecintaannya pada dunia,
dan Barat tau potensi itu. Akidah umat Islam bukan hanya akidah ibadah, namun
juga aqidah siyasah. Kita harus terus speak up, mereka sangat takut hanya
dengan lafadzh “Hanya Allah yang menjadi pemutus perkara”. Betapa hukum syariah
itu sudah syamil kamil, banggalah dengan syariah Islam itu. Allah memerintahkan
kita bukan hanya untuk dipahami, tapi dijadikan standar dalam kehidupan. Setiap
muslim memiliki kewajiban untuk menyebarkan kebaikan ini.", tegasnya.
Perjalanan
digital event Risalah Akhir Tahun 2021 berlangsung hangat dengan semaraknya
interaksi para peserta baik berupa pertanyaan maupun komentar.
“Limbah beracun
itu justru disajikan pada kita kaum Muslim, hanya untuk memperpanjang nyawa
sekulerisme, bukan untuk memperjuangkan dakwah Islam itu sendiri. Untuk itu
kita perlu memahami dan mencintai Islam yang orisinil, meski harus kehilangan
kenikmatan duniawi, semacam jabatan dan lainnya. Sebab kita menginginkan surga
yang asli juga, karena nya kita perlu membuktikan bahwa kita bukan penipu dari
apa yang sudah kita perjual-belikan dengan Allah. Ikutilah kelompok dakwah
ideologis yang akan membuat kita kuat.” Tutur Ustadzah Dedeh dalam statement
akhirnya.
Berikutnya,
Ustadzah Iffah juga menambahkan pernyataannya bahwa Islam A-Z itu sangat
panjang dan butuh follow up untuk mendalaminya. Moderasi beragama ini justru
menjadi garis bengkok karena menjauhkan kita dari solusi hakiki, dan para
perempuan di akhir tahun ini harus memiliki komitmen dan resolusi. Perempuan
juga memiliki andil. Perempuan harus melakukan perubahan, bukan hanya bicara
namun juga action, praktik memperjuangkan Islam kaffah, solusi hakiki, garis
lurus yang dicontohkan Rasulullah saw.
“‘Da’wah is true
life’. Karena kita sebagai umat terbaik dapat melakukan amar’ma’ruf nahiy
munkar, namun Islam moderat justru menegasikan itu. Wasathan harusnya tidak
hanya diartikan sebagai jalan tengah atau kompromi, namun harusnya bermakna
luhur dan adil, yang justru hanya akan dicapai dengan tegaknya Islam kaffah,
yakni jika kita punya Daulah Khilafah Islam”. Tutup Ustadzah Erma.
Kegiatan virtual
ini pun semakin meningkatkan semangat keislaman dan perjuangan para muslimah
untuk memberikan dedikasi terbaiknya dan persembahan untuk mewujudkan Islam
kaffah sebagai solusi hakiki persoalan umat sepanjang tahun. Wallahu'alam.
(RIM)