Tragedi 100 Tahun Tanpa Khilafah Menyerang Perempuan Dan Keluarga
Oleh : Rismayana (Aktivis Muslimah)
Perempuan Adalah tonggak utama dari sebuah keluarga, sementara itu keluarga merupakan norma dan aturan sosial dalam skala besar. Seorang ibu adalah faktor yang menjanjikan akan adanya keluarga idaman. Baik buruknya suatu masyarakat tergantung pada kehidupan keluarga.
Masa sekarang ini sulit untuk menerapkan kehidupan secara benar menurut syariat Islam. Karena kemerosotan berpikir tengah menimpa umat Islam khususnya kaum wanita. Di mana terlepasnya ikatan khilafah Islamiyah dari umat Islam itu sendiri. Sejak jatuhnya daulah khilafah pada tahun 1924 di Turki. Maka umat Islam menjadi santapan dan menjadi komoditi barang murahan kolonial barat.
Pada saat itulah bangsa- bangsa barat bangkit dan unjuk gigi dengan mencuri perhatian dunia, khususnya kaum muslim. Bangkitnya kebudayaan yang di bawa kafir penjajah, umat Islam makin terlena dan kabur akan ajaran agamanya sendiri.
Dari sinilah orang- orang kafir barat mulai mencari kesempatan untuk mencabut ajaran Islam dari pemeluknya, hingga sampai ke akar-akarnya. Mereka mulai membisikkan dan menyulutkan berbagai macam perang ide. Dimulai dengan merusak kepribadian kaum muslim dengan mencampur adukkan akidah, perilaku dan cara bergaul menjadi realitas kehidupan ini dengan memasukkan budaya mereka sebagai target utama kaum kafir barat adalah para Muslimah. Di mana para wanita Muslimah dalam menjalankan norma-norma kehidupan berkeluarga tetap berpegang teguh pada ajaran Islam, maka mulailah mereka menciptakan kekisruhan dalam keluarga, di mana mereka mulai menjalankan dan melaksanakan dikte-dikte paham batil, dengan mendukung demokrasi, pluralisme dan kesetaraan gender.
Di dalam sistem demokrasi peran perempuan sangat didukung, apalagi bila perempuan bisa duduk di parlemen (pemerintahan) agar kepemimpinan perempuan bisa diterima oleh umat Islam, maka para pegiat sistem demokrasi kufur termasuk juga feminis, mereka dengan lantang dan meyakinkan bahwa dalam Islam boleh menjadikan perempuan sebagai pemimpin (kepala pemerintahan).
Nabi pernah bersabda tentang suatu negeri yang dipimpin oleh seorang ratu yang bernama kisra.
"Tidak akan pernah beruntung suatu kaum yang urusannya diserahkan kepada wanita." (HR. Al-Bukhari).
Untuk itu agar para Muslimah mampu memerangi paham batil yang dapat merusak dan menjerumuskan ke dalam kesesatan maka yang pertama kali dilakukan adalah bergabung dengan kelompok jama'ah yang mana kelompok jamaah ini harus sesuai dengan metode yang diajarkan pertama kali oleh Rasulullah Saw di Madina dengan membina masyarakat (umat) agar mereka yakin dengan keharusan menerapkan syariah Islam secara sempurna.
Dalam berproses para Muslimah dituntut agar pemikiran dan pemahamannya kuat akan ajaran Islam, sehingga dalam mengemban dakwah mereka dapat menyebar luaskan tentang konsep dan pemikiran Islam, dan bisa membongkar kebobrokan yang rusak yang disebar luaskan oleh para pembenci Islam.
Dengan pemikiran dan pemahaman yang kokoh, maka para Muslimah akan mampu menentang dan menangkis segala kebatilan yang lahir dari ide kufur seperti sekularisme, kapitalisme, pluralisme ,kesetaraan gender.
Bagaimana cara agar perempuan dan keluarga muslim bisa terlindungi?
Tidak ada jalan lain yang bisa menyelesaikannya, kecuali umat Islam harus kembali kepada ajaran Islam sebagai ideologi yang memancarkan sistem hukum dan pemerintahan. Serta dengan diterapkannya ideologi Islam kembali oleh khilafah ,maka kaum muslim di seluruh dunia akan kembali bersatu ,merdeka kuat dan mulia kembali.
Bahkan dengan khilafah peradaban Islam akan bersinar dan memancarkan peradaban yang mulia yang akan memberi rahmat bagi alam semesta.
Firman Allah Swt dalam Surat Ali Imron ayat 10:
"Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah ,sekiranya ahli kitab beriman tentulah itu lebih bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik."
Wallahualam bissawab.