Laboratorium USU Berpotensi Kembangkan Industri di Sumatera Utara
Oleh : Sari Ramadani (Aktivis Muslimah)
“Education is the most powerful weapon which you can use to change the world – Nelson Mandela.”
Ya, begitulah quote populer oleh Nelson Mandela yang artinya “Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang bisa kamu gunakan untuk mengubah dunia.”
Maka pendidikan yang bagaimana yang dapat mengubah dunia? Apakah potret pendidikan hari ini yang kental dengan kapitalisasi dapat mencetak generasi ideologis untuk mengubah dunia? Pantaskah bila institusi pendidikan dibiarkan menjadi ladang usaha untuk mendapatkan keuntungan lebih banyak?
Universitas Sumatera Utara (USU) hingga saat ini memiliki lebih dari 200 laboratorium dengan sarana dan prasarana pendukung yang terkualifikasi. Keberadaan laboratorium itu juga didukung dengan tenaga pendidik serta laboran yang terkualifikasi.
Dengan kondisi ini, USU berpotensi untuk turut aktif mengembangkan industri yang ada di Sumatera Utara. Bahkan juga bisa menambah pendapatan kampus yang berstatus PTN-BH itu.
Ini disampaikan Kepala Laboratorium Biologi Farmasi Fakultas Farmasi USU, Imam Bagus Sumantri (sumut.idntimes.com, 07/01/2021).
Wajar memang karena sistem kapitalisme adalah sistem yang akan mengelola segala sesuatu menjadi keuntungan termasuk juga dalam bidang pendidikan. Akibatnya, pendidikan pada saat ini akan semangkin jauh dari tujuan yang seharusnya, yaitu fokus untuk melahirkan para intelektual yang mampu menghasilkan penemuan yang dapat bermanfaat bagi umat bukan malah membuka ladang usaha demi mendapatkan keuntungan.
Hal ini pun menjadikan pendidikan sebagai pencetak budak intelek untuk kepentingan pasar industri yang dipimpin oleh asing dan aseng. Maka tak heran ketika para intelek ini sudah selesai menempuh pendidikannya, banyak dari mereka yang hanya sibuk mencari pekerjaan. Karena sedari awal mental pekerja sudah ditanamkan oleh institusi pendidikan itu sendiri.
Berbeda jauh dengan sistem Islam (khilafah), dalam sistem Islam pendidikan adalah kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh negara. Karena Islam sendiri sangat memuliakan ilmu dan pendidikan. Di dalam Islam pun, seluruh masyarakat dituntut untuk memiliki pemikiran yang out of the box dalam memandang segala sesuatu.
“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim.” (HR. Ibnu Majah no. 224, dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, dishahihkan Al Albani dalam Shahiih al-Jaami'ish Shaghiir no. 3913).
Untuk itulah dalam sistem Islam, negara akan menggratiskan pendidikan bagi seluruh warganya tanpa terkecuali. Tak hanya gratis namun juga berkualitas. Sehingga tak mungkin lahir generasi yang memiliki impian menjadi budak apalagi yang di pimpin oleh asing dan aseng.
Pelayanan yang diberikan pun jauh dari unsur komersial sehingga tak mungkin institusi pendidikan mengharapkan keuntungan yang lebih dari fasilitas yang sudah disediakan. Bahkan di dalam sistem Islam, negara akan memberikan apresiasi yang tinggi kepada siapa saja yang berhasil menemukan sebuah penemuan yang dapat bermanfaat bagi kemaslahatan umat.
Jika ingin merasakan pendidikan gemilang yang melahirkan generasi intelektual ideologis yang takut akan Tuhan pencipta alam, maka khilafah lah jawabannya.
Wallahualam bissawab.