5 HIKMAH KAMU BELUM BERJODOH DENGAN DIA
Fahmi Amin Harahap, S.Sos
Perihal jatuh hati (pada lawan jenis) memang tidak selalu berbuah manis. Ada kalanya akan berakhir pahit, tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Namun, inilah hidup. Terkadang apa yang kita inginkan tidak sesuai dengan kenyataan. Seperti jatuh hati. Ketika kita punya keinginan yang sangat tinggi agar orang yang kita cintai saat ini, adalah jodoh kita di masa depan. Tapi, kenyataannya Allah berkehendak lain. Dia yang kita perjuangkan, kita inginkan dan kita doakan ternyata bukan jodoh kita.
Bisa jadi karena salah satu dari kita berkhianat, perbedaan pandangan hidup, perbedaan keyakinan, perbedaan budaya, atau tersendat restu orang tua, dan bisa jadi kurang mapan. Satu hal yang harus kita pahami, bahwa rencana Allah adalah rencana terbaik untuk kita. Berikut adalah hikmah-hikmah yang akan kita dapatkan setelah patah hati:
1. Allah pencemburu, tidak ingin manusia jatuh cinta terlalu berlebihan pada sesuatu yang sirna
Mungkin kita terlalu berlebihan mencintai dia. Setiap waktu terbayang wajahnya. Kalau ada dia, semangat hati menggebu-gebu. Kalau tidak ada dia, semua bunga tampak layu. Logika saja, Allah yang menciptakan kita, Dia yang memberi kita nikmat tanpa henti, Dia yang selalu ada untuk kita. Tapi, kita jarang mengingat-Nya, jarang melaksanakan perintah-Nya, kita mendekati-Nya hanya saat kita butuh, dalam hati kita bukan Dia, tapi orang yang kita cintai. Apakah tidak pantas Allah merasa cemburu?
2. Kita akan belajar ikhlas melihatnya lepas
Mencintai adalah perihal keikhlasan. Ketika kita siap mengambil keputusan untuk mencintai seseorang, maka kita juga harus siap mengamalkan keikhlasan. Ikhlas tidak hanya perihal patah hati, tapi juga perihal hidup bersama. Bukan hanya ketika merelakan orang yang kita cintai bersama orang lain, tapi juga ketika merelakan sisa hidup dihabiskan bersama orang yang telah kita pilih. Jadi, apapun hasil akhir setiap kita memulai untuk jatuh hati, persiapkanlah keikhlasan hati. Percayalah, melihatnya bahagia bersama orang pilihannya, kita juga akan turut berdoa untuk kebaikan mereka.
3. Darinya kita juga belajar tentang tulusnya sebuah perjuangan
Mencintainya dengan tulus, tanpa sadar kita juga sedang berjuang agar dia bisa menjadi teman hidup kita. Beberapa orang bahkan rela melakukan apa saja untuk membuat pujaan hatinya tersenyum. Mengorbankan waktu, materi, tenaga dan pikiran. Rela hujan-hujanan tengah malam mengantar sebungkus nasi goreng untuk dia. Menemani dia kemana-mana tanpa peduli kesehatan kita sendiri. Bahkan ada yang rela irit makan senin-jumat asal akhir pekan bisa jalan-jalan bersama dia. Tapi, aih, sudahlah! Dia yang kita perjuangkan sedemikian rupa, ternyata tidak ditakdirkan untuk hidup bersama kita. Dari sinilah kita akan belajar makna sabar, bahwa tulusnya perjuangan tak selalu membuahkan hasil sesuai keinginan.
4. Bersyukurlah, karena patah hati adalah tanda bahwa Allah masih sayangi kita
Jujur saja, ketika hati sedang kasmaran-kasmarannya, lebih menarik mana, suara telpon dari dia atau suara azan isya? Lebih sering mana, mengingat dia atau mengingat Allah kita? Kita patah hati, karena Allah masih sayang pada kita. Allah memperingatkan karena kita sudah terlalu jauh dari-Nya. Melalui patah hati, Allah menyuruh agar kita kembali lagi mendekat pada-Nya. Bersyukurlah karena pipi masih bisa dibasahi air mata karena patah hati, namun jangan terus-terusan meratap. Hidup akan terus berlanjut. Tidak ada guna terus meratapi dia yang tak jadi sempat kita miliki. Dengan patah hati, kita harus sadar bahwa pencipta hatilah yang harus benar-benar kita cintai dan kita sayangi yaitu Allah Swt.
5. Allah sedang menyiapkan seseorang yang terbaik, asal kita terus membuat diri menjadi lebih baik
Jodoh memang rahasia Allah. Tapi bukan berarti kita hanya menunggu, tanpa melakukan apa-apa sambil mengharapkan seseorang yang terbaik akan datang. Kita sebagai manusia harus terus memantaskan diri, membuat diri lebih baik dari hari ke hari. Bergaul dengan lingkungan yang baik, jika kita ingin jodoh yang baik. Bila kita sudah baik, maka tak ada alasan bagi Allah untuk tidak mempersiapkan seseorang yang terbaik untuk kita, sesuai dengan Firman Allah dalam Qur’an surah An-Nur ayat 26.