TURUNKAN PEMIMPIN DZOLIM
Fahmi Amin Harahap
Kata zalim berasal dari bahasa Arab di jelaskan Abdul Shomad dalam ceramah yang artinya adalah gelap. Secara umum perbuatan zalim adalah meletakkan sesuatu/ perkara bukan pada tempatnya. Orang yang berbuat zalim disebut zhalimin. Sedangkan lawan kata zalim adalah adil. Adapun yang dimaksud meletakkan sesuatu pada tempatnya adalah meletakkan hukum Allah sebagai dasar pijakan atas semua kebijakan. Allah Ta’ala berfirman: “Barang siapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Maidah : 45)
Kalimat zalim bisa juga digunakan untuk melambangkan sifat kejam, bengis, tidak berperikemanusiaan, suka melihat orang dalam penderitaan dan kesengsaraan, melakukan kemungkaran, penganiayaan, kemusnahan harta benda, ketidak adilan dan banyak lagi pengertian yang dapat diambil dari sifat zalim tersebut, yang mana pada dasarnya sifat ini merupakan sifat yang keji dan hina, dan sangat bertentangan dengan akhlak dan fitrah manusia.
Demikian pula apabila kezaliman itu dilakukan oleh seorang pemimpin. Contoh; Pemerintah yang menetap kebijakan yang membuat rakyat menderita, seperti menaikkan harga BBM mengakibatkan berbagai kebutuhan hidup melonjak, sehingga menyengsarakan rakyat, di tambahlah lagi yang merusak moral generasi bangsa yaitu mendukung mobil legend hadir di kalangan generasi bangsa, yang mengakibatkan anak bangsa jauh dari nilai-nilai pendidikan yang bermoral dan ber-etika.
Ancaman Pemimpin Zalim
Telah banyak contoh kisah pemimpin yang zalim kepada masyarakat yang dipimpinnya dan Allah tidak mengingkari janjiNya untuk membinasakan para pemimpin zalim. Salah satu pemimpin dzolim dan bengis adalah fir’aun, beliau adalah raja yang menghalalkan segala cara agar dia tetap menjadi raja. Suatu ketika dia pada saat tidur, dia bermimpi, akan ada lahir anak laki-laki yang akan menggantikan dia menjadi raja, setelah itu dia bangun dan langsung dia menginstruksikan kepada anak buahnya untuk membunuh anak laki-laki yang lahir dikarenakan di dalam mimpinya anak itu akan menggantikan dia menjadi pemimpin. Siapakah anak itu? Jawabannya Musa AS yang mengkudeta pemimpin yang dzolim ini, yang mana sang fir’aun adalah raja yang mengakui dirinya tuhan, siapa yang berani mengkudeta dia, maka dia akan menghalalkan segala cara. Beginilah potret sejarah pemimpin yang dzolim takut dikudeta dan takut kepemimpinan dia dialihkan sama orang lain, sehingga yang haram di halalkannya, dengan kecurangan apapun dia siap menembusnya.
Pemimpin yang durhaka kepada Rabbnya dan bertindak zalim kepada rakyatnya menjadi sebab dihancurannya suatu negeri. Allah Ta’ala berfirman“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (QS. Al-Isra’: 16)
Kesimpulan
Pemimpin dzolim haruslah kita hentikan, jangan sampai pemimpin itu menghancurkan negeri ini, menyengsarakan umat dan masyarakat, dia rela menghalalkan segala cara demi dia duduk kembali menjadi pemimpin, dia tidak peduli resiko yang di hadapinya, yang penting bagaimana dia bisa menang. Begitulah kisah yang Allah sudah tontonkan kepada bahwa Allah sudah menceritakan di dalam Al-Qur’an tentang Fir’aun yang pemimpin dzolim, yang tidak rela jabatannya di ambil orang lain. Pertanyaannya kenapa Allah ceritakan kisah ini? Biar supaya kita mengambil Hikmahnya dan serta kita bisa menghentikan pemimpin yang mirip dengan kepemimpinan Fir’aun dewasa ini atau kedepannya.