Mewujudkan Persatuan Umat
Fahmi Amin Harahap
Salah satu problem besar kaum Muslimin di masa dewasa ini adalah terjadi perpecahan dan pertikaian antara sesama Muslim. Hal ini merupakan persoalan besar yaitu sulit mencari solusinya, akibatnya perpecahan ini kaum Muslimin menjadi lemah, hilang wibawanya, dan mudah di laga-laga kayak bagaikan ayam jantan lawan ayam jantan, begitulah kondisi kaum Muslimin hari ini. Allah Swt telah melarang kita saling berbantah-bantahan : “Janganlah kalian saling bantah-bantahan, sehingga membuat kalian menjadi gentar, lalu hilang wibawa kalian. Bersabarlah, karena Allah itu bersama orang-orang yang sabar.” (Al- Anfal :46).
Bukanlah perkara mudah untuk menyatukan manusia, karena setiap orang memiliki kemauan sendiri-sendiri, memiliki pendapat berbeda-beda, dan memiliki hawa nafsu. Jika dituruti kemauan satu pihak, maka pihak lain akan menolak, jika satu pendapat mengikuti, maka pendapat lain akan meninggalkan. Sungguh persatuan adalah nikmat Allah yang sangat agung dan langka. Allah berfirman : “Seandainya kamu infakkan semua harta yang ada dibumi, maka tidaklah kamu bisa menyatukan hati-hati mereka, akan tetapi Allahlah yang menyatukan hati-hati mereka, sesungguhnya Dia maha perkasa lagi maha Bijaksana.” (Al-Anfal : 63).
Persatuan pangkal dari kekuatan. Kaum muslimin tidak akan bangkit dari keterpurukannya, jika mereka selalu berpecah belah dan bermusuhan. Namun menyatukan umat itu sangatlah sulit, karena bibit perpecahan selalu muncul dimana-mana, seolah dimana saja ada komunitas yang menganggap komunitas dia yang paling bagus dan yang lain salah semua, inilah benih kehancuran itu.
Di zamannya sultan Shalahuddin Al-Ayyubi, demi menyatukan barisan kaum Muslimin dalam menghadapi serangan kaum Salib Eropa, mereka kadang memerangi wilayah-wilayah Muslim tertentu, karena penguasa di wilayah itu tidak mau bersatu dengan Front Islam. Begitu juga kadang kepemimpinan Islam harus memerangi sekelompok Muslim yang memberontak, karena dikhawatirkan pemberontakan itu akan mencerai-beraikan kesatuan Islam. Dalam Al-Qur’an disebutkan ; “Jika dua kelompok orang-orang beriman saling memerangi, maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya membangkang kepada yang lain , maka perangilah yang pembangkang itu, sampai dia kembali dengan urusan Allah.” (Al-Hujarat : 9).
Simpulan
Menyatukan Kaum Muslimin bukanlah sekadar mimpi atau hayalan, tapi ia bisa diwujudkan. Caranya, tidak hanya menghandalkan kesadaran individu Umat Islam, atau mengandalkan seruan-seruan dan dakwah belaka. Tetapi juga ada “peran politik” para pemimpin Islam untuk membawa umat ini kepada persatuan. Persatuan Islam akan terwujud dibawah naungan Negara Islami, hal itu terbukti dalam sejarah Islam selama ribuan tahun. Selama kaum Muslimin tunduk dibawah aturan Islam, mereka bisa bersatu. Itulah jalan paling logis menurut penulis paparkan secara praktis menuju persatuan umat.