Diskusi Tokoh dan Ulama Tebing Tinggi : Ada Apa dengan Islam Nusantara?
Dakwahsumut.com,Tebing Tinggi(9/9). Kemunculan Islam Nusantara mendapatkan pro dan kontra dari kalangan masyarakat, sebagaimana yang dikemukakan oleh MUI Sumatera Barat Buya Gusrizal Gazahar "Kami MUI Sumbar dan MUI Kab/Kota se-Sumbar menyatakan tanpa ada keraguan bahwa: 'Islam Nusantara' dalam konsep/pengertian definisi apa pun tidak dibutuhkan di ranah Minang (Sumatera Barat). Bagi kami, nama 'Islam' telah sempurna dan tidak perlu lagi ditambah dengan embel-embel apa pun,"
Pembahasan pro kontra Islam Nusantara ini menjadi latar belakang diadakannya agenda diskusi publik pada Ahad, 9 September. Bertempat Di aula RM. Bayo Lagoon dilaksanakannya Diskusi tokoh dan Ulama Tebing Tinggi mengangkat tema “Ada Apa Dengan Islam Nusantara”. Agenda yang diprakarsai oleh MAKKAH ( Majelis Kajian Islam Kaffah) Tebing Tinggi ini dihadiri dari 26 tokoh dan ulama, Sejumlah tokoh ini sepakat menolak apa yang dikatakan dengan Islam Nusantara. Ust. Marwan Rangkuti sebagai Narasumber dalam paparannya menyampaikan bahwa ide dan wacana Islam Nusantara bukanlah sesuatu yang baru, dimana jauh sebelum ide Islam Nusantara ini menjadi booming setelah diperkenalkan saat perayaan Isra Mi’raj 2015 yang lalu di Istana Negara, ide Islam Nusantara yang mengandung nilai nilai liberal sudah dikenalkan oleh Jaringan Islam Liberal(JIL). Jadi ide Islam Nusantara ini hanyalah new cover dari Islam Liberal.
Selain itu, beliau juga menjelaskan sesungguhnya Islam itu sudah sempurna dan hal tersebut ditegaskan oleh Allah SWT dalam firmannya:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا ۚ
“... Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu Agamamu dan telah Ku cukupkan kepadamu nikmatKu, dan telah Kuridhai Islam itu jadi Agama Bagimu... (QS. Al Maidah:3)
sehingga tidak membutuhkan imbuhan Nusantara untuk menyempurnakannya.
Beliau juga melanjutkan bahwa setidaknya ada 2 bahaya laten dari ide Islam Nusantara, yakni:
1. Mereduksi ajaran Islam yang telah sempurna dan,
2. Memecah belah Islam dari umat Islam dengan sekat sekat Ashobiyah
Dalam sesi diskusi tampak para peserta sangat antusias, seperti yang diungkapkan oleh Ust Syahroni, beliau menyatakan “Betapa Islam Nusantara nyata ide yang berbahaya, namun mengapa bisa dipromosikan luas ke publik dan langkah apa yang bisa dilakukan umat dan tokohnya untuk membendung hal ide sesat ini?”
Senada dengan Ust. Syahroni, Ust Haryono juga menanyakan Mengapa ide nusantara yang sesat dan banyak ditolak, masih bisa didakwahkan?
Dari Aula RM. Bayo Lagoon, narasumber menjelaskan bahwa setiap ide itu apakah positif ataupun negatif akan efektif bila didukung oleh kekuasaan dan kekuatan politik, dan inilah yang terjadi pada ide Islam Nusantara, sekalipun banyak ditentang akan tetapi ide ini didukung oleh kekuasaan dan kekuatan politik sekuler di negeri ini.
Pernyataan ini mendapat respon positif dari Bapak M. Aman Panjaitan yang menimpali bahwa ide Islam Nusantara adalah bagian dari usaha mengkerdilkan dan memonsterisasi kekuatan politik Islam di negeri ini, bahkan beliau menambahkan sangat disayangkan saat ini banyak “ Setan Bersorban” yang menjadi juru kampanye ide sesat ini.
Acara berlangsung dialogis dan hangat hingga pukul 11.30 WIB dan diakhir acara, besar harapan dari para tokoh agar diskusi publik ini bisa terus berkelanjutan setiap bulan sebagai wadah diskusi dan sharing informasi diantara para tokoh dan Ulama di Kota Tebing Tinggi. []