Majelis Dzikir untuk Negeri - Membedah Islam Nusantara
(Medan, 12/08/2018) "Sungguh tidak sah iman kalian kecuali kalian mencintai orang arab ini (yakni nabi Muhammad Shollahu'alaihiwasallam) lebih dari kalian mencintai diri kalian keluarga kalian bangsa kalian dll. dalam arti lain kalau kalian sentimen terhadap bangsa arab maka tidak sah iman kalian." kata Ust. Irwan Said Batubara mengutip perkataan Syaikh Ahmad Thayyib dalam materinya Mengungkap Ide Islam Nusantara yang disampaikan dalam acara Majelis Dzikir untuk Negeri yang diadakan oleh Majelis Mahabbatullah pada hari minggu (12/8).
Menurut Ust. Irwan Said Batubara "Hakekat Islam Nusantara itu mengedepankan sisi Nasionalisme dan mengabaikan Islam itu adalah kaum Muslim yang memiliki aturan hidup dari Al Quran dan As Sunnah yang mengatur semua lini kehidupan, yang berbeda dengan pengertian Islam Nusantara, sehingga Islam Nusantara ini sudah rusak dari segi pengertian dan hakekatnya.
Beliau juga menghimbau kepada seluruh jamaah yang hadir, "Jangan kemudian kita ikut-ikutan untuk membawa dan meyebarkan ini selama kita belum paham dengan faktanya. Karena banyak hal-hal yang menyimpang pada praktek Islam Nusantara ini..", hal senada juga disampaikan oleh Ust. Tommy Abdillah selaku pemateri kedua, dalam materinya "Kritik Atas Paradigma Islam Nusantara" yang mengutip banyak penjelasan dari pada ulama-ulama yang menentang Islam Nusantara ini, salah satunya adalah pernyataan dari Buya GusrizalGazahar, Lc., MA selaku Ketua Umum MUI SUMBAR yang menyatakan, “Ini negeri bertuan, bertuankan syara’ sebagai tuntunan, dalam beradat dan beresam, tak akan bertukar nama apalagi berubah jalan, warisan Rasulullah Saw yaitu Islam. Menambahnya lambang keangkuhan, menguranginya membawa kerugian.”
Acara yang diselenggarakan di Masjid Silaturahmi Jl. Garu III Medan ini bertemakan "Membedah Islam Nusantara" di ikuti oleh puluhan orang jamaah secara antusias dengan dilanjutkan pada sesi tanya jawab di akhir pemaparan kedua pemateri. []
Menurut Ust. Irwan Said Batubara "Hakekat Islam Nusantara itu mengedepankan sisi Nasionalisme dan mengabaikan Islam itu adalah kaum Muslim yang memiliki aturan hidup dari Al Quran dan As Sunnah yang mengatur semua lini kehidupan, yang berbeda dengan pengertian Islam Nusantara, sehingga Islam Nusantara ini sudah rusak dari segi pengertian dan hakekatnya.
Beliau juga menghimbau kepada seluruh jamaah yang hadir, "Jangan kemudian kita ikut-ikutan untuk membawa dan meyebarkan ini selama kita belum paham dengan faktanya. Karena banyak hal-hal yang menyimpang pada praktek Islam Nusantara ini..", hal senada juga disampaikan oleh Ust. Tommy Abdillah selaku pemateri kedua, dalam materinya "Kritik Atas Paradigma Islam Nusantara" yang mengutip banyak penjelasan dari pada ulama-ulama yang menentang Islam Nusantara ini, salah satunya adalah pernyataan dari Buya GusrizalGazahar, Lc., MA selaku Ketua Umum MUI SUMBAR yang menyatakan, “Ini negeri bertuan, bertuankan syara’ sebagai tuntunan, dalam beradat dan beresam, tak akan bertukar nama apalagi berubah jalan, warisan Rasulullah Saw yaitu Islam. Menambahnya lambang keangkuhan, menguranginya membawa kerugian.”
Acara yang diselenggarakan di Masjid Silaturahmi Jl. Garu III Medan ini bertemakan "Membedah Islam Nusantara" di ikuti oleh puluhan orang jamaah secara antusias dengan dilanjutkan pada sesi tanya jawab di akhir pemaparan kedua pemateri. []