Heboh Akun FB Diduga Hina Ulama
TANJUNGBALAI (Waspada) :Masyarakat Kota Tanjungbalai dihebohkan dengan status di akun media sosial Facebook bernama Norma Zahara Sitorus diduga menghina ustadz, ulama, dan muadzin, Minggu (8/4) dinihari.
Akibatnya, puluhan masyarakat mendatangi rumah pemilik akun di daerah PT Timur Jaya Kota Tanjungbalai untuk klarifikasi. Namun bukannya diterima dengan baik, masyarakat disambut nada marah dan mengayun-ayunkan senjata tajam di tangannya.
Dalam statusnya, Norma Zahara menuliskan para muadzin yang mengumandangkan adzan saat ini tidak tau adab dan tajwid. Dia juga menulis, ustadz/ustadzah sekarang abal-abal, menjual ayat-ayat Allah demi kepentingan mereka.
Bagi siapa yang tidak senang katanya bisa menghubunginya karena dia tertantang untuk mengutuk dan memaki ulama-ulama su’u (berperangai buruk) yang telah memporak-porandakan agama Allah. Status itu diduga terkait puisi Sukmawati Soekarnoputri yang membandingkan adzan dengan kidung.
Pada kolom komentar Zahara juga menyebut ustadz dengan sebutan binatang, a****g karena hukum yang dibuat oleh ustadz katanya telah menghancurkan hidupnya. Selain itu, Zahara juga menantang warganet untuk mendatanginya dengan mengungkap alamat lengkap dan nomor HP nya.
“Siapa yang berani ciduk aqu tunggu sekarang. Gak perlu izin dariku, silahkan diviralkan, jangan lupa tandai ustaz Kumpul Pandapotan, kalau perlu seluruh ustadz yang ada di Tanjungbalai,” tulis Zahara.
” _Menurutku puisi Ibu Sukmawati ini sah-sah saja, kena memang betul tukang azdan sekarang tidak tau adab adzan…tajwid bacaan adzn..si.cempreng dengan bangga berkuat-kuat menjerit seolah yang paling indah memiliki suara, Ibuk Sukmawati juga jujur akan ketidaktahuannya tentang syariat Islam…..bukan seperti ustadz/ustadzah sekarang… abal-abal…menjual ayat-ayat Allah demi kepentingan mereka…terus pelecehannya dimana… saya tidak membela Ibuku Sukma, tapi puisinya itu sah-sah saja… ungkapan hati dia…bagi yang tidak senang..hubungi saya… kaarena saya lebih tertantang untuk mengutuk memaki ulama-ulama su’u penjual agama…. f**k buat ulama-ulama su’u karena pada hakikatnya ulama tidak semuanya hasanah… sebagaimana kita ketahui..nabi pun ada yang palsu… jadi sebaiknya kit semua jangan berlagak ulama kalau masih bodoh….okay…semangat Ibuk Sukmawati…saya baru mencermati puisi Ibuk,”_ ditulis Norma Zahara Sitorus dalam statusnya.
Warga yang berhasil menemukan alamatnya langsung menyambangi namun disambut dengan reaksi kurang bersahabat. Tak berapa lama, petugas dari Polres Tanjungbalai tiba di lokasi dan mengamankan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
Ketua Forum Umat Islam (FUI, Indra Syah mengatakan sekira pukul 03.00 dirinya dan beberapa Ketua Ormas Islam yang sudah bertemu dengan Norma Zahara Sitorus dan keluarganya difasilitasi pihak kepolisian di Mapolres Tanjungbalai.
Pihak keluarga ujar Indra Syah mengatakan Norma Zahara diduga mengalami depresi (stress) dan gangguan jiwa akibat ditinggal cerai suaminya. Dalam pertemuan itu kata Indra Syah, dibuat tiga kesepakatan disaksikan Wakapolres Tanjungbalai, Kasat Reskrim, Kasat Intel, Kabag Ops, dan beberapa pihak kepolisian lainnya.
Ketiga kesepakatan itu antara lain, pihak keluarga akan memeriksakan anaknya ke rumah sakit untuk membuktikan adanya gangguan jiwa dikuatkan dengan surat keterangan dokter. Kedua, pihak keluarga akan membuat permintaan maaf di facebook yang bersangkutan.
Dan ketiga, membuat surat pernyataan maaf secara terbuka dengan mengundang seluruh perwakilan Ormas dan Umat Islam serta melibatkan peliputan media difasilitasi Polres Tanjungbalai.
“Kita menanti surat sakit dari pihak keluarga,” kata Indra Syah.
Sementara, Ketua Majelis Dakwah Islam Tanjungbalai, Ali Rukun sangat menyayangkan komentar Norma. Menurutnya, sebagai seorang muslimah, Norma seharusnya tidak bertindak kembali menyinggung perasaan umat, karena kasus Sukmawati saja belum selesai, malah menambah luka hati Umat Islam dengan berbagai komentarnya.
Namun karena dikabarkan terindikasi depresi ringan ujar Ali Rukun, untuk sementara MDI meminta pihak keluarga memohon maaf pada Umat Islam khususnya Tanjungbalai. Selanjutnya dilakukan mediasi antara pihak keluarga dengan para ulama, Ormas Islam, dan tokoh masyarakat dibantu pihak polres.
“Jika benar depresi atau masalah kejiwaan, pihak keluarga kiranya memperlihatkan surat dari dokter biar masyarakat memakluminya, tetapi jika kondisinya sehat, maka kita meminta pihak kepolisian segera memprosesnya sebagai bentuk penegakan hukum,” tegasa Ali Rukun.
Sementara, Ketua Gerakan Pemuda Islam Indonesia Tanjungbalai, Indra menjelaskan terkait status di FB Norma Zahara Sitorus, hal itu merupakan di luar dari pemikiran orang waras. Sebab katanya, pelaku positif memiliki gangguan jiwa yang dibenarkan kepling, lurah, masyarakat, serta pihak keluarga, ditambah lagi tingkah laku sewaktu dimintai keterangan di kepolisian.
“Kita masih menunggu permohonan maaf dari pelaku atau keluarganya, jika nanti tidak terbukti memiliki gangguan jiwa, maka kami mendesak kepolisian agar memprosesnya secara hukum,” ujar Indra.
Kapolres Tanjungbalai, AKBP Irfan Rifai dikonfirmasi melalui Kasubbag Humas, Iptu Jumadi, belum memberikan keterangan. Saat dihubungi via seluler, Jumadi tidak menjawab, dan pesan singkat di WA juga tidak dibalas.[] Waspada