Aqidah Islam : Meluruskan Toleransi Salah Kaprah
Oleh : Tommy Abdilla
eLSIM (Lembaga Studi Islam Multi Dimensi)
بسم الله الرحمن الرحيم
Momentum hari natal dan tahun baru masehi dapat menjadi ujian
keimanan bagi kaum muslimin untuk mempertahankan kemurnian aqidah Islam.
Menjelang perayaan hari natal cukup marak simbol-simbol agama nasrani seperti
pohon natal atau topi sinterklas yang dipakai oleh para pekerja pramusaji dari
kalangan umat Islam.
Kemudian tidak ketinggalan para pejabat pemerintahan maupun top
management perusahaan swasta yang beragama Islam memberikan hadiah parcel,
memberi ucapan selamat natal dan malah menghadiri undangan perayaan hari natal
atas nama toleransi beragama
.
Arti Toleransi
Sejak kita mengenyam pendidikan SD dahulu toleransi itu bermakna
saling menghormati (mutual respect) antar sesama, maka toleransi beragama
berarti saling menghormati antar sesama pemeluk agama.
Toleransi beragama ini haruslah jelas batasannya sehingga tidak menjadi
pengaburan aqidah antar sesama pemeluk agama. Toleransi beragama yang dimaksud
sifatnya hanya sebatas menjaga kerukunan antar umat beragama semisal memberi
kebebasan kepada pemeluk agama lain untuk melaksanakan ritual ibadahnya, tidak
sampai pada pengakuan akan kebenaran agama tsb
.
*Makna Dibalik Ucapan Selamat Natal*
Perlu kita fahami bahwa kata ucapan selamat itu terkandung doa,
harapan dan merupakan ekspresi kebahagiaan kepada orang yang diberi selamat.
Bila seseorang memberikan ucapan selamat hari natal berarti ia
berbahagia atas kemusyrikan atas kelahiran Nabi Isa 'Alaihissalam sebagai anak
Tuhan yang menjadi keyakinan kaum nasrani. Padahal Allah SWT dengan tegas
menyatakan sungguh telah kafir orang yang mengatakan bahwa Allah itu adalah Isa
putra maryam
.
{لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ
مَرْيَمَ ۖ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي
وَرَبَّكُمْ ۖ إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ
حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ
الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ} [المائدة
: 72]
Artinya : "Sungguh telah kafir orang-orang yang berkata
sesungguhnya Allah itu dialah Al-masih putra Maryam. Pada hal Al-masih sendiri
berkata, wahai bani israil! Sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Sesungguhnya
barang siapa mempersekutukan Allah maka sungguh Allah mengharamkan surga
baginya dan tempatnya ialah neraka. Dan tidak ada seorang penolong pun bagi
orang-orang yang dzalim.” (QS.Al-maidah:72)
.
Bahaya Paham Sinkretisme & Pluralis
Secara faktual pluralitas kehidupan beragama itu adalah realitas
kehidupan sehingga harus disikapi dengan saling menghormati keyakinan agama
masing-masing. Sedangkan pluralisme adalah ide bathil yang dapat merusak
keimanan seorang mukmin. Pluralisme agama adalah : Suatu paham yang mengajarkan
bahwa semua agama adalah sama dan karenanya kebenaran setiap agama adalah
relatif. Ide pluralisme menjadi bagian isu central perjuangan kaum liberal
.
Disadari ataupun tidak fenomena perayaan Natal bersama yang banyak
diselenggarakan oleh instansi-instansi tertentu dpt jg dijadikan momentum
penting menanamkan ide sinkretisme dan pluralisme.
Melalui upaya ini akidah umat Islam secara pelan-pelan tapi pasti
akan terus tergerus hingga mengalami pendangkalan akidah dan akhirnya jatuh
murtad.
Ide pluralisme ini mengajarkan bahwa semua agama sama. Ajaran ini
mengajak umat Islam untuk menganggap bahwa agama lain juga benar. Khusus dalam
konteks Natal, itu berarti umat Muslim didorong untuk menerima kebenaran ajaran
Kristen, termasuk menerima paham trinitas dan ketuhanan Yesus.
Jika ide pluralisme itu berhasil ditanamkan di tubuh umat Islam,
hal-hal yang selama ini dianggap sensitif terkait masalah agama seperti
pemurtadan, nikah beda agama dan sebagainya maka akan makin mulus berjalan.
Lebih jauh lagi semangat umat Islam untuk memperjuangkan penerapan syari'at
Islam dalam bingkai Khilafah Islam akan semakin melemah
*Didalam Toleransi Islam*
Toleransi didalam Islam itu bukan berarti menerima keyakinan yang
bertentangan dengan Islam. Imam Asy-Syaukani rahimahullahu didalam kitab Tafsir
Fath Al-Qadir menyatakan : Abd ibn Humaid, Ibn al-Mundzir dan Ibn Mardawaih
telah mengeluarkan riwayat dari Ibn 'Abbas r.a bahwa orang Quraisy pernah
berkata kepada Rasulullah SAW., Andai engkau menerima Tuhan2 kami, niscaya kami
menyembah tuhanmu. Menjawab itu, Allah ta'ala menurunkan firman-Nya, yakni
surat Al-Kafirun, hingga ayat terakhir : "Untuk kalian agama kalian dan
untukku agamaku."(QS.Al-Kafirun:6)
Al-imam Ibn Jarir thabari, Ibn Abi Hatim dan Ath-Thabrani juga
mengeluarkan riwayat dari Ibn 'Abbas r.a bahwa orang Quraisy pernah menyeru
Rasulullah SAW seraya menawarkan tahta, harta dan wanita. Tujuannya agar Rasul
berhenti menyebutkan tuhan-tuhan mereka dengan keburukan. Mereka juga
menawarkan diri untuk menyembah Tuhan Muhammad asal berikutnya Rasul gantian
menyembah Tuhan mereka. Sebagai jawabannya, Allah ta'ala menurunkan surat
Al-Kafirun itu. Ide pluralisme telah merasuk ke dalam pemikiran umat Islam
dengan menganggap semua agama adalah benar.
Fatwa MUI Haram Natal Bersama Umat Islam*
Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa pada tgl 7
Maret 1981 berbunyi : "mengikuti upacara Natal bersama bagi umat Islam
HARAM hukumnya."
Selanjutnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) kembali mengeluarkan fatwa
nomor 56 Tahun 2016 tentang Haram
hukumnya menggunakan atribut non muslim bagi orang-orang Islam
hukumnya menggunakan atribut non muslim bagi orang-orang Islam
.
Penutup
Sejak 14 abad yang lalu sebelum banyak orang bicara tentang
toleransi agama Islam lebih dahulu menjelaskannya secara gambalang didlm Al-Quran
قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ (1) لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ (2)
وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (3) وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ
(4) وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ (5) لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
(6)
Artinya : Katakanlah, "Hai orang-orang yang kafir, aku tidak
akan menyembah apa yang kalian sembah. Dan kalian bukan penyembah Tuhan yang
aku sembah. Dan aku tidak menjadi penyembah apa yang kalian sembah, dan kalian
tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untuk kalianlah
agama kalian, dan untukkulah agamaku."(QS.Al-Kafirun:1-6).
Wallahu a’lam