TNI Mencium Efek Aksi 4 November Penggulingan Presiden
Jakarta ~ Kepala Pusat Penerangan Markas Besar TNI, Brigjen Wuryanto, menilai, perkembangan politik yang terjadi menjelang pilkada serentak 2017 mirip rangkaian revolusi yang terjadi di Timur Tengah sejak 2010 silam. Wuryanto menuturkan hal tersebut menyikapi situasi politik yang makin memanas belakangan ini, termasuk rencana unjuk Aksi Tangkap Ahok.
TNI mencium efek aksi 4 November juga akan berakhir pada penggulingan kekuasaan (presiden). "Melihat sejarah perkembangan Arab Spring, mulai dari Mesir, Libya, dan Suriah, semua yang terjadi saat itu hampir tidak ada bedanya dengan (Indonesia) hari ini," ujarnya di Jakarta, Selasa (1/11/2016). Menghadapi fenomena sosial seperti itu, TNI akan mengerahkan semua kemampuan untuk membantu Polri.
Arab Spring dimulai dari penggulingan Presiden Tunisia, Zine El Abidine Ben Ali. Secara berturut-turut, pemimpin negara Arab lainnya juga jatuh dari kekuasaan, yaitu Presiden Mesir Hosni Mubarak dan penggantinya Mohammed Morsi, Presiden Libya Muammar Khadafi, dan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh.
Sementara itu, rabu, (2/11) di Lapangan Monas, di depan 4.000-an peserta Apel Kesiapsiagaan Pengamanan Tahap Kampanye Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyeru untuk mengamankan demonstran agar para demonstran berjalan tertib dari awal sampai akhir agar pendemo bisa menyampaikan aspirasi.
"Tugasmu melindungi mereka semua. Apabila demo meningkat menjadi anarkistis, bahkan radikal, yang wajib dilindungi adalah rakyat Indonesia agar jangan sampai terkena dampak." tegas Gatot.
Gatot mengatakan, sudah menjadi tugas TNI untuk mengamankan aksi unjuk rasa agar berjalan tertib dan aman.
Dengan demikian, massa bisa efektif dan merasa nyaman menyampaikan aspirasinya. (int)
TNI mencium efek aksi 4 November juga akan berakhir pada penggulingan kekuasaan (presiden). "Melihat sejarah perkembangan Arab Spring, mulai dari Mesir, Libya, dan Suriah, semua yang terjadi saat itu hampir tidak ada bedanya dengan (Indonesia) hari ini," ujarnya di Jakarta, Selasa (1/11/2016). Menghadapi fenomena sosial seperti itu, TNI akan mengerahkan semua kemampuan untuk membantu Polri.
Arab Spring dimulai dari penggulingan Presiden Tunisia, Zine El Abidine Ben Ali. Secara berturut-turut, pemimpin negara Arab lainnya juga jatuh dari kekuasaan, yaitu Presiden Mesir Hosni Mubarak dan penggantinya Mohammed Morsi, Presiden Libya Muammar Khadafi, dan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh.
Sementara itu, rabu, (2/11) di Lapangan Monas, di depan 4.000-an peserta Apel Kesiapsiagaan Pengamanan Tahap Kampanye Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyeru untuk mengamankan demonstran agar para demonstran berjalan tertib dari awal sampai akhir agar pendemo bisa menyampaikan aspirasi.
"Tugasmu melindungi mereka semua. Apabila demo meningkat menjadi anarkistis, bahkan radikal, yang wajib dilindungi adalah rakyat Indonesia agar jangan sampai terkena dampak." tegas Gatot.
Gatot mengatakan, sudah menjadi tugas TNI untuk mengamankan aksi unjuk rasa agar berjalan tertib dan aman.
Dengan demikian, massa bisa efektif dan merasa nyaman menyampaikan aspirasinya. (int)