Kapankah Mereka Sadar?
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka).” (TQS Al-Hadīd [57] : 16).
Presiden Rusia Vladimir Putin, setelah pertemuan yang digelar bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, pada Senin (10/10) mengumumkan bahwa kedua belah pihak sepakat untuk mengaktifkan koordinasi militer dan intelijen di antara mereka.
Presiden Putin mengatakan: “Adapun kerja sama khusus di bidang teknis militer, maka mereka tengah mempersiapkan untuk melanjutkan kerjasama dan intensifikasi proyek-proyek serius terkait kepentingan bersama.”
Pemimpin Rusia ini juga mengatakan bahwa kedua pihak telah mencurahkan banyak waktu untuk membahas situasi di Suriah. Bahkan ia menekankan bahwa negaranya dan Turki mendukung pentingnya untuk menghentikan pertumpahan darah di negeri ini secepat mungkin.
Putin menegaskan kesamaan sikap Rusia dan Turki sehubungan dengan dukungan dari proposal Utusan Khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, terkait pembersihan kelompok militan dari Aleppo.
*** *** ***
Rezim Turki ini tidak hanya memberikan permintaan maaf atas penembakan jatuh pesawat Rusia, namun juga menular ke hal yang lebih jauh, di mana permintaan maaf menjadi awal jatuhnya di rawa konsesi untuk kepentingan Rusia, dan pengaktifan koordinasi militer dan intelijen di antara mereka tidak akan menjadi yang terakhir, mengingat isi dari perjanjian ini, kita menemukan bahwa komoditas utama di dalamnya adalah faksi-faksi yang kepemimpinannya ada dalam pelukan rezim Turki, dimana kami telah lama memperingatkannya dan konsekuensinya yang merusak, namun rezim Turki terus mempertahankan setiap informasi dari semua jenisnya dan semua faksi yang ada dalam pelukannya. Semua informasi ini sekarang ditempatkan pada meja koordinasi dengan Rusia, yang telah menempatkan mayoritas faksi di satu keranjang serta menyebut mereka sebagai teroris, dengan target selanjutnya adalah pesawat-pesawat mereka.
Dan tidak berhenti sampai di sini, bahkan berlanjut pada sebuah konsensus untuk membersihkan (kelompok militan) dari Aleppo, dan selanjutnya menyerahkan kota tersebut ke tiran Syam di atas piring dari emas, agar kota Idlib—dimana di kota ini tiran Syam mengumpulkan faksi-faksi bonekannya—tetap dalam kontrolnya hingga mudah untuk melenyapkannya. Apakah dengan semua ini, rezim Turki masih memiliki sesuatu untuk menutupi aibnya sebagai aktek? Apakah ia belum menyadari setelah menjadi antek kaum kafir Barat dan berjalan di belakangnya? Atau tenda-tenda yang dibangunnya untuk para pengungsi dari tong-tong kematian telah menutupi matahari, sehingga para pemimpin faksi-faksi tidak lagi melihat realitas kehadirannya, atau itu merupakan harta politik yang kotor, dimana negara-negara pendukung telah membelinya melalui para pemimpim yang telah berpiutang banyak, sehingga mereka tidak melihat kecuali apa yang dilihat oleh negara-negara pendukung dan menganggapnya sebagai jalan kebenaran?!
Jadi, bukannya kami melihat tentara Turki bergerak untuk menyelamatkan rakyat Syam, dan tidak jauh dari mereka tempat pelemparan batu, khususnya telah datang negara-negara kufur dari belahan dunia dengan perbekalan dan amunisi untuk membunuh mereka, justru kami menemukan tentaranya malah bergerak untuk mengamankan perbatasannya, yang dibuat oleh musuh-musuh Islam, bahkan menganggapnya sebagai kahormatan yang lebih besar dari kehormatan darah kaum Muslim, semua itu dilakukan dengan dalih memerangi (terorisme) yang dibuat oleh Amerika, sehingga menjadikan tentara seperti anjing yang dikendalikannya.
Akhirnya, selama para pemimpin faksi-faksi masih terkait dengan negara-negara pendukung, maka mereka tetap akan sebagai komoditas yang perjual-belikan, dan mereka akan membayar harga keterkaitannya dengan mahal, serta harga dukungan yang diberikan kepadanya. Semua ini terjadi atas siapa saja yang senang dirinya jatuh dalam pelukan negara-negara Barat dan para anteknya. Padahal sejarah penuh dengan peristiwa-peristiwa dan cerita-cerita, bahkan itu semua masih jelas terlihat di Palestina dan lainnya. Allah SWT berfirman:
﴿لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِي الْأَلْبَابِ﴾
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.” (TQS. Yusuf [12] : 111). [Ahmad Abdul Wahab]
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 18/10/2016.
Presiden Rusia Vladimir Putin, setelah pertemuan yang digelar bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, pada Senin (10/10) mengumumkan bahwa kedua belah pihak sepakat untuk mengaktifkan koordinasi militer dan intelijen di antara mereka.
Presiden Putin mengatakan: “Adapun kerja sama khusus di bidang teknis militer, maka mereka tengah mempersiapkan untuk melanjutkan kerjasama dan intensifikasi proyek-proyek serius terkait kepentingan bersama.”
Pemimpin Rusia ini juga mengatakan bahwa kedua pihak telah mencurahkan banyak waktu untuk membahas situasi di Suriah. Bahkan ia menekankan bahwa negaranya dan Turki mendukung pentingnya untuk menghentikan pertumpahan darah di negeri ini secepat mungkin.
Putin menegaskan kesamaan sikap Rusia dan Turki sehubungan dengan dukungan dari proposal Utusan Khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, terkait pembersihan kelompok militan dari Aleppo.
*** *** ***
Rezim Turki ini tidak hanya memberikan permintaan maaf atas penembakan jatuh pesawat Rusia, namun juga menular ke hal yang lebih jauh, di mana permintaan maaf menjadi awal jatuhnya di rawa konsesi untuk kepentingan Rusia, dan pengaktifan koordinasi militer dan intelijen di antara mereka tidak akan menjadi yang terakhir, mengingat isi dari perjanjian ini, kita menemukan bahwa komoditas utama di dalamnya adalah faksi-faksi yang kepemimpinannya ada dalam pelukan rezim Turki, dimana kami telah lama memperingatkannya dan konsekuensinya yang merusak, namun rezim Turki terus mempertahankan setiap informasi dari semua jenisnya dan semua faksi yang ada dalam pelukannya. Semua informasi ini sekarang ditempatkan pada meja koordinasi dengan Rusia, yang telah menempatkan mayoritas faksi di satu keranjang serta menyebut mereka sebagai teroris, dengan target selanjutnya adalah pesawat-pesawat mereka.
Dan tidak berhenti sampai di sini, bahkan berlanjut pada sebuah konsensus untuk membersihkan (kelompok militan) dari Aleppo, dan selanjutnya menyerahkan kota tersebut ke tiran Syam di atas piring dari emas, agar kota Idlib—dimana di kota ini tiran Syam mengumpulkan faksi-faksi bonekannya—tetap dalam kontrolnya hingga mudah untuk melenyapkannya. Apakah dengan semua ini, rezim Turki masih memiliki sesuatu untuk menutupi aibnya sebagai aktek? Apakah ia belum menyadari setelah menjadi antek kaum kafir Barat dan berjalan di belakangnya? Atau tenda-tenda yang dibangunnya untuk para pengungsi dari tong-tong kematian telah menutupi matahari, sehingga para pemimpin faksi-faksi tidak lagi melihat realitas kehadirannya, atau itu merupakan harta politik yang kotor, dimana negara-negara pendukung telah membelinya melalui para pemimpim yang telah berpiutang banyak, sehingga mereka tidak melihat kecuali apa yang dilihat oleh negara-negara pendukung dan menganggapnya sebagai jalan kebenaran?!
Jadi, bukannya kami melihat tentara Turki bergerak untuk menyelamatkan rakyat Syam, dan tidak jauh dari mereka tempat pelemparan batu, khususnya telah datang negara-negara kufur dari belahan dunia dengan perbekalan dan amunisi untuk membunuh mereka, justru kami menemukan tentaranya malah bergerak untuk mengamankan perbatasannya, yang dibuat oleh musuh-musuh Islam, bahkan menganggapnya sebagai kahormatan yang lebih besar dari kehormatan darah kaum Muslim, semua itu dilakukan dengan dalih memerangi (terorisme) yang dibuat oleh Amerika, sehingga menjadikan tentara seperti anjing yang dikendalikannya.
Akhirnya, selama para pemimpin faksi-faksi masih terkait dengan negara-negara pendukung, maka mereka tetap akan sebagai komoditas yang perjual-belikan, dan mereka akan membayar harga keterkaitannya dengan mahal, serta harga dukungan yang diberikan kepadanya. Semua ini terjadi atas siapa saja yang senang dirinya jatuh dalam pelukan negara-negara Barat dan para anteknya. Padahal sejarah penuh dengan peristiwa-peristiwa dan cerita-cerita, bahkan itu semua masih jelas terlihat di Palestina dan lainnya. Allah SWT berfirman:
﴿لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِأُولِي الْأَلْبَابِ﴾
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.” (TQS. Yusuf [12] : 111). [Ahmad Abdul Wahab]
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 18/10/2016.