Temu Ramah Walikota Medan : Neoliberalisme (Ideologi Duit) Sumber Penyakit Masyarakat
Medan ~ HTI Medan menghadiri Temu Ramah Walikota Medan dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah bersama Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat bertempat di Kantor Walikota Medan. Agenda Temu Ramah ini bertujuan sebagai wadah koordinasi dan aspirasi seluruh elemen masyarakat untuk menjaga kamtibmas kota Medan agar lebih kondusif , Kamis, 15/09/.
Secara ringkas, Wakil Walikota, Ir Akhyar Nasution Msi menyampaikan beberapa penyakit masyarakat yang dihadapi kota Medan diantaranya masih adanya kasus kejahatan begal, peredaran narkoba serta perbaikan infrastruktur untuk keamanan dan kenyamanan warga Medan. Kondisi kamtibmas lebih khusus dibahas oleh Kaporesta Medan, Kombes H Mardiaz Kusin Dwihananto,SIK,Mhum , Beliau menyampaikan perkembangan tentang kasus percobaan bom bunuh diri di sebuah gereja. Beliau juga menambahkan bahwa pelaku percobaan bom bunuh diri tersebut diduga memiliki keterkaitan dengan jaringan pemahaman radikal di Suriah. Untuk mengantisipasi berkembangnya pemahaman radikal di Medan, Beliau menyarankan dengan koordinasi MUI Medan untuk melakukan pengawasan di beberapa Masjid yang diduga sering mengadakan pengajian yang berpaham radikal. Kekhawatiran terhadap berkembangnya paham radikalisme di Masjid maupun Kampus ini juga disampaikan oleh perwakilan NU Medan, Bapak Hutasuhut.
Di dalam sesi diskusi, Ketua DPD II HTI Medan, Sofian Arsyad Siregar menyampaikan buah pikiran tentang perlunya identifikasi masalah yang mendalam tentang akar penyebab penyakit masyarakat agar lebih tepat untuk memberikan solusinya. Menurut beliau, HTI berpandangan bahwa akar penyebab penyakit masyarakat adalah neoliberalisme yang berorientasi kepada ideologi duit yang mengancam negeri ini khususnya di Kota Medan. Sebagai contoh, peredaran Narkoba juga kian marak ketika oknum aparat juga ikut berperan dalam jaringan distribusinya. Selain itu, untuk menyikapi paham radikal juga sebaiknya dilakukan dengan mendiskusikan kembali definisi tentang radikalisme agar pengawasan terhadap pengajian-pengajian di Masjid tidak menimbulkan ketakutan kepada remaja atau warga untuk memakmurkan masjid. Sebagai solusi penyakit masyarakat, sebaiknya dilaksanakan 3 pilar penerapan syariah yakni peningkatan ketakwaan Individu, Pengawasan Masyarakat berupa amar ma’ruf nahyi mungkar serta Kekuatan Negara dengan pranata hukum yang tegas.
Hadir dalam pertemuan ini Kapolresta Medan Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto, Kasdim 0201/BS Letkol Inf Edison S Sidabutar, Ketua PN Medan DR Herdi Agusten, SH, MH, Kakan kemenag Kota Medan Iwan Zulhami, SH MAP, Perwakilan dari Kejari Medan, Ketua FKUB Kota Meda Drs H Palit Muda Hahahap MA, Kepala Dinas Kominfo Medan Drs Darussalam Pohan MAP, dan Kepala Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan M. Tampubolon. (Arsyad/BL)
Secara ringkas, Wakil Walikota, Ir Akhyar Nasution Msi menyampaikan beberapa penyakit masyarakat yang dihadapi kota Medan diantaranya masih adanya kasus kejahatan begal, peredaran narkoba serta perbaikan infrastruktur untuk keamanan dan kenyamanan warga Medan. Kondisi kamtibmas lebih khusus dibahas oleh Kaporesta Medan, Kombes H Mardiaz Kusin Dwihananto,SIK,Mhum , Beliau menyampaikan perkembangan tentang kasus percobaan bom bunuh diri di sebuah gereja. Beliau juga menambahkan bahwa pelaku percobaan bom bunuh diri tersebut diduga memiliki keterkaitan dengan jaringan pemahaman radikal di Suriah. Untuk mengantisipasi berkembangnya pemahaman radikal di Medan, Beliau menyarankan dengan koordinasi MUI Medan untuk melakukan pengawasan di beberapa Masjid yang diduga sering mengadakan pengajian yang berpaham radikal. Kekhawatiran terhadap berkembangnya paham radikalisme di Masjid maupun Kampus ini juga disampaikan oleh perwakilan NU Medan, Bapak Hutasuhut.
Di dalam sesi diskusi, Ketua DPD II HTI Medan, Sofian Arsyad Siregar menyampaikan buah pikiran tentang perlunya identifikasi masalah yang mendalam tentang akar penyebab penyakit masyarakat agar lebih tepat untuk memberikan solusinya. Menurut beliau, HTI berpandangan bahwa akar penyebab penyakit masyarakat adalah neoliberalisme yang berorientasi kepada ideologi duit yang mengancam negeri ini khususnya di Kota Medan. Sebagai contoh, peredaran Narkoba juga kian marak ketika oknum aparat juga ikut berperan dalam jaringan distribusinya. Selain itu, untuk menyikapi paham radikal juga sebaiknya dilakukan dengan mendiskusikan kembali definisi tentang radikalisme agar pengawasan terhadap pengajian-pengajian di Masjid tidak menimbulkan ketakutan kepada remaja atau warga untuk memakmurkan masjid. Sebagai solusi penyakit masyarakat, sebaiknya dilaksanakan 3 pilar penerapan syariah yakni peningkatan ketakwaan Individu, Pengawasan Masyarakat berupa amar ma’ruf nahyi mungkar serta Kekuatan Negara dengan pranata hukum yang tegas.
Hadir dalam pertemuan ini Kapolresta Medan Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto, Kasdim 0201/BS Letkol Inf Edison S Sidabutar, Ketua PN Medan DR Herdi Agusten, SH, MH, Kakan kemenag Kota Medan Iwan Zulhami, SH MAP, Perwakilan dari Kejari Medan, Ketua FKUB Kota Meda Drs H Palit Muda Hahahap MA, Kepala Dinas Kominfo Medan Drs Darussalam Pohan MAP, dan Kepala Dinas Pencegah Pemadam Kebakaran Kota Medan M. Tampubolon. (Arsyad/BL)