'Negeri Demokrasi Rimba' : Penculik 5 anak, Tewas di pukul Massa (video)
Binjai | Negeri demokrasi adalah negeri rimba. Sangsi hukum dari sistem demokrasi yang komprimistik ini tak memberikan efek jera bagi pelaku tindakan kriminal. Disisi lain, negara demokrasi memberikan kebebasan pada setiap warganya dengan sebebas bebasnya. Akhirnya keamanan tidak terjamin. termasuk keamanan bagi anak dan keluarga.
Dapat dinalar dengan logika kalau kriminalitas terus terjadi, sementara rakyat mudah disulut dengan emosi ketidakjelasan pada penegakan hukum. Penegak hukum sendiri sering berkhianat dan bagian dari pelanggar hukum itu sendiri.
Karena ulah dari demokrasi itu sendiri. mungkin inilah yang dirasakan oleh masyarakat di Binjai tadi malam saat melihat pelaku penculik lima orang anak dari Desa Mulyo Rejo, Kecamatan Sunggal. Satu diantaranya tewas dihakimi massa. Hal itu terjadi lantaran mobil yang digunakan pelaku terjebak kemacetan di Jalan Medan-Binjai, Kilo meter (Km) 12, Kecamatan Sunggal, Jumat 10 Juni 2016.
Bagaimana masyarakat tidak marah, Pelaku yang belum diketahui identitasnya itu menculik lima orang laki-kali dan seorang perempuan menggunakan mobil Avanza hitam dengan nomor polisi BK 1943 ON dari lokasi yang berbeda, namun masih satu Desa.
Terungkapnya aksi penculikan itu karena seorang nenek korban berteriak minta tolong yang tidak mau kehilangan cucunya. Teriakan nenek tersebut kemudian mengundang perhatian warga yang lalu melakukan pengejaran menggunakan sepeda motor.
"Pelaku berhasil lolos dari kejaran kami di Desa, namun mobilnya (pelaku) terjebak kemacetan di simpang Km 12 Jalan Binjai saat menuju Kampung Lalang, "kata Sudiono, salah seorang warga.
Karena itu, sambung dia, warga yang sudah tersulut emosi langsung menghajarnya. Meski begitu, pelaku masih sempat melawan. "Aku bukan menculiknya tetapi hanya mau bawa mereka (korban) untuk makan tidak ada niat jahat aku," ujar Sudiono menirukan suara pelaku.
Namun, begitu salah satu orangtua korban tiba di lokasi, pelaku tak lagi bisa berbicara. "Mau kau bawa kemana anakku? Kami semua capek dan sakit mencarinya ke seluruh penjuru desa," ungkap dia menirukan salah satu orangtua korban.
Melihat itu, sejumlah warga yang sedari tadi menunggu momen untuk memukul pelaku langsung menghajar pelaku hingga babak belur. Apalagi, salah satu orangtua korban langsung memulai pemukulan. hingga tewas.
"Sempat terjadi adu mulut juga, maka aksi pemukulan itu sempat terhenti sejenak. Namun, setelah salah seorang dari orangtua korban memukul pelaku, warga lainnya langsung ikut. Pelaku pun jadi bulan-bulanan massa," terangnya.
Seorang warga binjai memposting kejadian itu dalam akun facebooknya Hariadi Soeliztio video video yang diunggahnya hari ini menggambarkan betapa negara ini butuh perlindungan keamanan. Nagara harus tanggungjawab atas kejadian ini semua. (bl/int)
[video width="400" height="224" mp4="http://dakwahsumut.com/wp-content/uploads/2016/06/13416710_1052910588112095_1848075072_n.mp4"][/video]
Dapat dinalar dengan logika kalau kriminalitas terus terjadi, sementara rakyat mudah disulut dengan emosi ketidakjelasan pada penegakan hukum. Penegak hukum sendiri sering berkhianat dan bagian dari pelanggar hukum itu sendiri.
Karena ulah dari demokrasi itu sendiri. mungkin inilah yang dirasakan oleh masyarakat di Binjai tadi malam saat melihat pelaku penculik lima orang anak dari Desa Mulyo Rejo, Kecamatan Sunggal. Satu diantaranya tewas dihakimi massa. Hal itu terjadi lantaran mobil yang digunakan pelaku terjebak kemacetan di Jalan Medan-Binjai, Kilo meter (Km) 12, Kecamatan Sunggal, Jumat 10 Juni 2016.
Bagaimana masyarakat tidak marah, Pelaku yang belum diketahui identitasnya itu menculik lima orang laki-kali dan seorang perempuan menggunakan mobil Avanza hitam dengan nomor polisi BK 1943 ON dari lokasi yang berbeda, namun masih satu Desa.
Terungkapnya aksi penculikan itu karena seorang nenek korban berteriak minta tolong yang tidak mau kehilangan cucunya. Teriakan nenek tersebut kemudian mengundang perhatian warga yang lalu melakukan pengejaran menggunakan sepeda motor.
"Pelaku berhasil lolos dari kejaran kami di Desa, namun mobilnya (pelaku) terjebak kemacetan di simpang Km 12 Jalan Binjai saat menuju Kampung Lalang, "kata Sudiono, salah seorang warga.
Karena itu, sambung dia, warga yang sudah tersulut emosi langsung menghajarnya. Meski begitu, pelaku masih sempat melawan. "Aku bukan menculiknya tetapi hanya mau bawa mereka (korban) untuk makan tidak ada niat jahat aku," ujar Sudiono menirukan suara pelaku.
Namun, begitu salah satu orangtua korban tiba di lokasi, pelaku tak lagi bisa berbicara. "Mau kau bawa kemana anakku? Kami semua capek dan sakit mencarinya ke seluruh penjuru desa," ungkap dia menirukan salah satu orangtua korban.
Melihat itu, sejumlah warga yang sedari tadi menunggu momen untuk memukul pelaku langsung menghajar pelaku hingga babak belur. Apalagi, salah satu orangtua korban langsung memulai pemukulan. hingga tewas.
"Sempat terjadi adu mulut juga, maka aksi pemukulan itu sempat terhenti sejenak. Namun, setelah salah seorang dari orangtua korban memukul pelaku, warga lainnya langsung ikut. Pelaku pun jadi bulan-bulanan massa," terangnya.
Seorang warga binjai memposting kejadian itu dalam akun facebooknya Hariadi Soeliztio video video yang diunggahnya hari ini menggambarkan betapa negara ini butuh perlindungan keamanan. Nagara harus tanggungjawab atas kejadian ini semua. (bl/int)
[video width="400" height="224" mp4="http://dakwahsumut.com/wp-content/uploads/2016/06/13416710_1052910588112095_1848075072_n.mp4"][/video]