Diskusi Tokoh bersama HTI Sumut: “Tolikara, Negara dalam Ancaman Disintegrasi”
Dakwahsumut.com, Medan. Ulama dan tokoh masyarakat Medan menghadiri Diskusi Tokoh Umat bersama Hizbut Tahrir Indonesia Kota Medan, Minggu malam (2/8) di Kantor DPD I HTI Sumut. Acara ini diawali dengan penyampaian informasi pengantar oleh Ketua DPD I HTI Sumut, Ust. Irwan Said Batubara.
Ini dilakukan untuk menyikapi tragedi yang menimpa umat Islam di Kabupaten Tolikara Papua. Yang menjadi topik utama pada acara Diskusi Tokoh Umat Islam tersebut ialah “Tolikara, Negara dalam Ancaman Disintegrasi”
Ketua DPD I HTI Sumut, Ust. Irwan Said Batubara, yang membuka acara sekaligus memberikan pengantar pada acara tersebut sangat menyayangkan peristiwa keji itu dan menjelaskan ketegasan HTI terhadap tragedi di Tolikara, Papua kepada peserta yang hadir.
Diskusi Temu Tokoh umat ini di pandu oleh Ust. Muhammad Aqil selaku moderator. Berbagai pertanyaan dan pernyataan beliau lontarkan dan di sambut hangat dengan berbagai jawaban dari para tokoh umat.
Aqil menyatakan, “Tragedi Tolikara ini sangat memilukan dan merupakan sebuah kedzaliman nyata yang menimpa umat Islam, dan saya melihat respon yang di lakukan umat islam dari berbagai elemen sudah tepat, hanya saja harus ada upaya terus menerus-menerus untuk memberikan kesadaran kepada umat sehingga mencapai perubahan. ” Peryataan ini dilontarkan kepada para peserta.
Lanjut pada pendalaman topik, Ketua DPD I HTI Sumut, Ust. Irwan Said Batubara menjelaskan bahwa ada Intoleransi, upaya disintegrasi dan intervensi asing dalam tragedi Tolikara ini.
“Intoleransi jelas terbukti dengan beredarnya Surat yang dikeluarkan oleh Badan Pekerja Wilayah Toli (BPWT) Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) tertanggal 11 Juli 2015 yang berisi larangan umat Islam di sana merayakan lebaran, bahkan dalam surat itu tertulis larangan bagi muslimah memakai jilbab”. Jelasnya.
Irwan juga menjelaskan dalam kasus Tolikara ini, sarat dengan upaya-upaya disintegrasi yang mengundang intervensi asing guna semakin memuluskan pelepasan Papua dari Indonesia.
“ Lepasnya Papua dari Indonesia merupakan upaya yang dilakukan asing untuk semakin memuluskan langkahnya mengeruk sumber daya alam yang ada di Papu” Jelasnya
Para tokoh-pun ikut menimpali dan memberikan pendapat mereka atas tragedi Tolikara ini,
“Tragedi Ini adalah sesuatu yang sudah lama di rancang dengan nama organisasi lluminati dan freemason dan semua media berusaha memadamkan fakta ini dengan iklan-iklan toleransi.” Tambah Abbas Rambe (Anggota FUI Sumut)
“Penentu kebijakan kita malu membela Islam, Takut, cari selamat masing-masing. Jika papua di barkan akan merdeka dan lepas dari Indonesia maka perubahan harus memilki konsep dan ide-ide yang jelas.” Tutur Fauzi Usman (Tokoh Masyarakat Aceh)
Menjelang akhir pertemuan ust.Muhammad Aqil kembali mempertegas bahwa Umat Islam harus tetap waspada dan menyatukan sikap tegas, salah satunya menunjukkan kepada penguasa bahwa umat islam marah terhadap kejadian Tolikar, menuntut pemerintah untuk mengusut tuntas tragedi ini dan menjadikan GIDI sebagai organisasi teroris dan jadikan Indonesia Bersyariah.
Pada akhir pertemuan tersebut, para peserta dan anggota DPD I HTI Sumut berfoto bersama di kantor DPD I HTI Sumatera Utara. (MI Sumut)
Ini dilakukan untuk menyikapi tragedi yang menimpa umat Islam di Kabupaten Tolikara Papua. Yang menjadi topik utama pada acara Diskusi Tokoh Umat Islam tersebut ialah “Tolikara, Negara dalam Ancaman Disintegrasi”
Ketua DPD I HTI Sumut, Ust. Irwan Said Batubara, yang membuka acara sekaligus memberikan pengantar pada acara tersebut sangat menyayangkan peristiwa keji itu dan menjelaskan ketegasan HTI terhadap tragedi di Tolikara, Papua kepada peserta yang hadir.
Diskusi Temu Tokoh umat ini di pandu oleh Ust. Muhammad Aqil selaku moderator. Berbagai pertanyaan dan pernyataan beliau lontarkan dan di sambut hangat dengan berbagai jawaban dari para tokoh umat.
Aqil menyatakan, “Tragedi Tolikara ini sangat memilukan dan merupakan sebuah kedzaliman nyata yang menimpa umat Islam, dan saya melihat respon yang di lakukan umat islam dari berbagai elemen sudah tepat, hanya saja harus ada upaya terus menerus-menerus untuk memberikan kesadaran kepada umat sehingga mencapai perubahan. ” Peryataan ini dilontarkan kepada para peserta.
Lanjut pada pendalaman topik, Ketua DPD I HTI Sumut, Ust. Irwan Said Batubara menjelaskan bahwa ada Intoleransi, upaya disintegrasi dan intervensi asing dalam tragedi Tolikara ini.
“Intoleransi jelas terbukti dengan beredarnya Surat yang dikeluarkan oleh Badan Pekerja Wilayah Toli (BPWT) Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) tertanggal 11 Juli 2015 yang berisi larangan umat Islam di sana merayakan lebaran, bahkan dalam surat itu tertulis larangan bagi muslimah memakai jilbab”. Jelasnya.
Irwan juga menjelaskan dalam kasus Tolikara ini, sarat dengan upaya-upaya disintegrasi yang mengundang intervensi asing guna semakin memuluskan pelepasan Papua dari Indonesia.
“ Lepasnya Papua dari Indonesia merupakan upaya yang dilakukan asing untuk semakin memuluskan langkahnya mengeruk sumber daya alam yang ada di Papu” Jelasnya
Para tokoh-pun ikut menimpali dan memberikan pendapat mereka atas tragedi Tolikara ini,
“Tragedi Ini adalah sesuatu yang sudah lama di rancang dengan nama organisasi lluminati dan freemason dan semua media berusaha memadamkan fakta ini dengan iklan-iklan toleransi.” Tambah Abbas Rambe (Anggota FUI Sumut)
“Penentu kebijakan kita malu membela Islam, Takut, cari selamat masing-masing. Jika papua di barkan akan merdeka dan lepas dari Indonesia maka perubahan harus memilki konsep dan ide-ide yang jelas.” Tutur Fauzi Usman (Tokoh Masyarakat Aceh)
Menjelang akhir pertemuan ust.Muhammad Aqil kembali mempertegas bahwa Umat Islam harus tetap waspada dan menyatukan sikap tegas, salah satunya menunjukkan kepada penguasa bahwa umat islam marah terhadap kejadian Tolikar, menuntut pemerintah untuk mengusut tuntas tragedi ini dan menjadikan GIDI sebagai organisasi teroris dan jadikan Indonesia Bersyariah.
Pada akhir pertemuan tersebut, para peserta dan anggota DPD I HTI Sumut berfoto bersama di kantor DPD I HTI Sumatera Utara. (MI Sumut)