Dauroh HTI Medan Johor di Masjid Istihrar Brastagi, Sumut
Dakwahsumut.com, Medan. Ahad (18/1) Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Medan Johor kembali mengadakan daurah rutin di Berastagi. Seperti yang diketahui, bahwa masyarakat Berastagi kini masih melanda duka yang diakibatkan abu vulkanik gunung Sinabung. Hizbut Tahrir kali ini melaksanakan acara dauroh dalam rangka meningkatkan ukhuwah kepada masyarakat setempat, di sekitar Brastagi.
Oleh karena itu, tema yang diangkat yaitu Merajut Ukhuwah islamiyah HTI Medan Johor dengan jamaah masjid Istihrar, Berastagi Sumut. Secara peserta, yang hadir dalam acara tersebut juga masyarakat asal Kabanjahe dan Law kawar.
Dalam sambutannya, DPC Medan Johor Ust Tariq Abu Azkar mengenalkan HTI sebagai gerakan partai politik yang berideologi islam yang menyeru kepada kebaikan yang aktivitasnya politik, yang menyeru kepada yang ma’ruf. tujuannya adalah melanjutkan kehidupan islam, dengan cara menerapkan syariat islam secara sempurna(kaaffah), kehidupan ini harus dinaungi dengan khilafah islamiyah. pendiri ht yaitu syeikh taqiyuddin an nabhani di al quds palestina tahun 1953.
Sebagai pembicara pertama Ustadz H. Azwir Ibnu Aziz menjelaskan kaum muslimin saat ini sudah tidak mencotoh dan mengikuti Rasulullah SAW.”fakta kaum muslimin saat ini sudah tidak mencontoh dan mengikuti rasululah”tegasnya. “di dalam Al Quran Allah Swt berfirman dalam surah Al Imron ayat 31 yaitu jika kalian benar-benar mencintai Allah, ikutilah Aku(Rasulullah), niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosamu. Allah mahapengampun dan Mahapenyayang” tambah beliau.
dan bahkan saat ini ummat islam banyak yang meninggalkan al quran bahkan juga ada yang menerapkan sebahagian al quran dan meninggalkan sebahagian al quran. selayak ummat islam itu harus mengamalkan setiap apa yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya dan meninggalkan apa yang dilarang. sebagaimana di jelaskan dalam surah al hasyr:7 “apa yang diberikan Rasul kepadaMu, maka terimalah. Dan apa yang dilarang bagimu, maka tinggalkanlah” terang Ustadz berjubah putih tersebut.
Akar masalah ummat islam saat ini adalah tidak mau menerapkan islam secara kaaffa(menyeluruh). “sistem demokrasi adalah sistem yang akan memurtadkan ummat islam. dalam sistem demokrasi yang menikmati SDA adalah asing dengan ‘aseng’”, tegas beliau di akhir penjelasnnya.
Sebagai pembicara kedua Ustadz Musa Abdul Ghani memaparkan tentang meneladani Rasulullah dalam Kehidupan.”Cinta itu tak cukup diungkapkan di bibir saja, tapi juga harus mengikuti apa yang dilakukannya”, terangnya di awal penjelasannya.
Melanjutkan apa yang disampaikan Ustadz Azwir beliau menjelaskan maksud dari surat al imran ayat 31 makna ‘ikutilah aku’. “ikutilah aku, mengikuti nabi, mencintai nabi, harus melakukan perubahan dari jahiliyah(masa kebodohan/ kerusakan) menuju islam. perubahan yaitu perubahan pribadi, perubahan masyarakat, dan juga perubahan sistem kehidupan(bernegara)”, terang ustadz yang sering di sapa Ustadz Musa ini.
Perubahan sistem kehidupan hanya bisa dilakukan dengan sistem khilafah rasyida. Sebagaimana metode yang dicontohkan oleh rasulullah saw. berdakwah melanjutkan kehidupan islam tanpa kekerasan.
Di akhir acara panitia dari HTI Medan Johor memberikan kenang-kenangan untuk masjid Istihrar yaitu sebuah jam dinding HTI, semoga bisa bermanfaat untuk jamaah masjid. setelah acara berakhir, peserta dauroh dan panitia shalat ashar berjamaah.[Muhammardani/MIMedan]
Oleh karena itu, tema yang diangkat yaitu Merajut Ukhuwah islamiyah HTI Medan Johor dengan jamaah masjid Istihrar, Berastagi Sumut. Secara peserta, yang hadir dalam acara tersebut juga masyarakat asal Kabanjahe dan Law kawar.
Dalam sambutannya, DPC Medan Johor Ust Tariq Abu Azkar mengenalkan HTI sebagai gerakan partai politik yang berideologi islam yang menyeru kepada kebaikan yang aktivitasnya politik, yang menyeru kepada yang ma’ruf. tujuannya adalah melanjutkan kehidupan islam, dengan cara menerapkan syariat islam secara sempurna(kaaffah), kehidupan ini harus dinaungi dengan khilafah islamiyah. pendiri ht yaitu syeikh taqiyuddin an nabhani di al quds palestina tahun 1953.
Sebagai pembicara pertama Ustadz H. Azwir Ibnu Aziz menjelaskan kaum muslimin saat ini sudah tidak mencotoh dan mengikuti Rasulullah SAW.”fakta kaum muslimin saat ini sudah tidak mencontoh dan mengikuti rasululah”tegasnya. “di dalam Al Quran Allah Swt berfirman dalam surah Al Imron ayat 31 yaitu jika kalian benar-benar mencintai Allah, ikutilah Aku(Rasulullah), niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosa-dosamu. Allah mahapengampun dan Mahapenyayang” tambah beliau.
dan bahkan saat ini ummat islam banyak yang meninggalkan al quran bahkan juga ada yang menerapkan sebahagian al quran dan meninggalkan sebahagian al quran. selayak ummat islam itu harus mengamalkan setiap apa yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya dan meninggalkan apa yang dilarang. sebagaimana di jelaskan dalam surah al hasyr:7 “apa yang diberikan Rasul kepadaMu, maka terimalah. Dan apa yang dilarang bagimu, maka tinggalkanlah” terang Ustadz berjubah putih tersebut.
Akar masalah ummat islam saat ini adalah tidak mau menerapkan islam secara kaaffa(menyeluruh). “sistem demokrasi adalah sistem yang akan memurtadkan ummat islam. dalam sistem demokrasi yang menikmati SDA adalah asing dengan ‘aseng’”, tegas beliau di akhir penjelasnnya.
Sebagai pembicara kedua Ustadz Musa Abdul Ghani memaparkan tentang meneladani Rasulullah dalam Kehidupan.”Cinta itu tak cukup diungkapkan di bibir saja, tapi juga harus mengikuti apa yang dilakukannya”, terangnya di awal penjelasannya.
Melanjutkan apa yang disampaikan Ustadz Azwir beliau menjelaskan maksud dari surat al imran ayat 31 makna ‘ikutilah aku’. “ikutilah aku, mengikuti nabi, mencintai nabi, harus melakukan perubahan dari jahiliyah(masa kebodohan/ kerusakan) menuju islam. perubahan yaitu perubahan pribadi, perubahan masyarakat, dan juga perubahan sistem kehidupan(bernegara)”, terang ustadz yang sering di sapa Ustadz Musa ini.
Perubahan sistem kehidupan hanya bisa dilakukan dengan sistem khilafah rasyida. Sebagaimana metode yang dicontohkan oleh rasulullah saw. berdakwah melanjutkan kehidupan islam tanpa kekerasan.
Di akhir acara panitia dari HTI Medan Johor memberikan kenang-kenangan untuk masjid Istihrar yaitu sebuah jam dinding HTI, semoga bisa bermanfaat untuk jamaah masjid. setelah acara berakhir, peserta dauroh dan panitia shalat ashar berjamaah.[Muhammardani/MIMedan]